2. Pembasahan karena gaya adesi
3. Pembasahan karena pencelupan
Flotasi Bijih
Proses flotasi sangat penting tetapi aplikasinya pada kimia permukaan agak kompleks. Guna proses ini adalah memisahkan tipe-tipe partikel zat padat yang bervariasi satu sama lain dalam suatu campuran.
Flotasi partikel zat padat dapat dilakukan tergantung kepada sudut kontak antara partikel tersebut dengan zat cair, bila sudut kontaknya kecil atau mendekati nol maka dikatakan bahwa partikel ini sangat terbasahi oleh air atau suka air, sehingga pada proses flotasi, sudut kontak harus dimodifikasi misalnya dengan penambahan surfaktan dan kondisi flotasi juga dapat dikontrol.
Pada prinsipnya suatu bijih dapat dipisahkan dari bijih lainnya bila mempunyai sifat yang berbeda terutama kemampuannya untuk mengapung atau lari dari air, suatu bijih akan dapat lari dari air atau tidak suka air bila mempunyai permukaan yang berdifat hidrofob oleh karena itu pada proses flotasi, permukaan bijih yang akan dipisahkan tersebut dibuat menjadi hidrofob dan modifikasi ini dapat dilakukan dengan penambahan zat aditif. Zat aditif yang memegang peranan penting adalah kolektor yang akan mengumpulkan bijih dan zat pembusa yang akan membantu mengangkat bijih ke permukaan air dan busa-busa pada permukaan air.
SURFAKTAN
Saat ini, pemakaian terbesar surfaktan adalah untuk aplikasi pencucian dan pembersihan (washing and cleaning aplication), contohnya yaitu sebagai bahan utama pada industri detergen, serta bahan pembusaan dan pengemulsi pada industri sabun.
Surfaktan adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan (surface tension) suatu medium dan menurunkan tegangan antarmuka (inerfacial tension) antar dua fasa yang berbeda derajat polaritasnya. Istilah antarmuka menunjuk pada sisi antara dua fasa yang tidak saling melarutkan, sedangkan istilah  permukaan menunjuk pada antarmuka di mana salah satu fasanya berupa udara (gas) (Rosen 2004). Jika dilarutkan ke dalam pelarut pada konsentrasi rendah akan memiliki kemampuan untuk menempatkan diri pada antarmuka dua jenis media yang tidak saling melarut sehingga secara signifikan mengubah karakteristik fisik antarmuka tersebut. Antarmuka adalah batas  antara dua sistem seperti cairan-cairan, padatan-cairan, padatan-padatan, dan gas-cairan. Suatu senyawa disebut sebagai surfaktan didasarkan pada  kemampuannya untuk membentuk lapisan tunggal (monolayer) yang terorientasi pada antarmuka (udara/air/ atau minyak/air), dan yang lebih penting adalah kemampuannya untuk membentuk struktur misel atau gelembung pada suatu fasa.
Struktur molekul surfaktan dapat divisualisasikan seperti berudu ataupun bola raket mini yang terdiri atas bagian kepala dan ekor. Bagian kepala dan ekor memiliki sifat yang berbeda karena struktur molekulnya (konfigurasi kepala-ekor) yang tidak seimbang. Bagian kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) merupakan bagian yang sangat polar dan kompatibel dengan air. Sementara bagian ekor bersifat hidrofobik (benci air) merupakan bagian nonpolar dan lebih tertarik ke minyak/lemak.
Sifat-sifat surfaktan dipengaruhi oleh adanya bagian hidrofilik dan hidrofilik yang berada dalam satu molekul menyebabkan pembagian surfaktan cenderung berada pada antarmuka antara fasa yang berbeda derajat polaritas dan ikatan hidrogen seperti minyak/air atau udara/air. Pembentukan film pada antarmuka ini mampu menurunkan energi antarmuka dan menyebabkan sifat-sifat khas pada molekul surfaktan.