Dengan demikian, metodologi dalam studi Islam berperan krusial dalam menghasilkan pengetahuan yang mendalam, sistematis, dan kontekstual mengenai ajaran dan praktik Islam.
Â
B. Menjelaskan Metodologi Studi Islam
      Metodologi studi Islam merujuk pada pendekatan dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian, kajian, atau analisis yang berkaitan dengan Islam dan berbagai aspeknya. Saat ini, kajian Islam tidak hanya diminati oleh umat Muslim, tetapi juga oleh kalangan di luar agama Islam. Studi Islam merupakan usaha untuk mempelajari hal-hal yang terkait dengan agama ini. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang ajaran Islam, penting untuk menerapkan metodologi yang tepat. Metodologi studi Islam mencakup berbagai alat penelitian yang meliputi analisis tekstual, sejarah, antropologi, sosiologi, dan pemikiran filosofis, dengan tujuan untuk memahami berbagai aspek Islam, termasuk teks suci, praktik keagamaan, sejarah, serta pemikiran Islam. Tujuan utama dari metodologi ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan kontekstual mengenai Islam sebagai agama dan fenomena sosial.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai metodologi studi Islam, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan studi Islam itu sendiri. Dalam buku yang berjudul Metodologi Studi Islam Dalam Perspektif Multidisiplin Keilmuan, Rozali (2020) menyatakan bahwa studi Islam, secara etimologis, dapat diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai "Dirasah Islamiyah." Di Barat, istilah ini dikenal sebagai "Islamic Studies," yang merujuk pada kajian yang mencakup segala hal terkait Islam. Untuk memahami studi Islam secara sistematis dan terpadu, perlu adanya spesifikasi terminologis mengenai apa yang dimaksud dengan studi Islam.
 Secara sederhana, studi Islam dapat didefinisikan sebagai "kajian Islam," namun definisi ini mencakup beragam makna dan pemahaman yang luas. Makna dari studi Islam sebagai "kajian Islam" mencakup ruang lingkup yang beragam dan tergantung pada berbagai tafsir serta interpretasi yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh latar belakang individu yang menganalisisnya. Latar belakang ini mencakup bidang studi, keilmuan, pengalaman, dan faktor-faktor lain.
 Istilah "studi Islam" mencerminkan beberapa makna. Pertama, istilah ini merujuk pada aktivitas dan program penelitian yang dilakukan terhadap agama Islam, seperti mengkaji konsep zakat profesi. Kedua, istilah ini mengacu pada materi, subjek, bidang, dan kurikulum dalam kajian tentang Islam, seperti ilmu fiqih atau kalam. Ketiga, istilah ini berkaitan dengan lembaga-lembaga yang melakukan penelitian tentang Islam, baik secara formal di perguruan tinggi maupun secara informal dalam forum-forum dan halaqah-halaqah.
Studi Islam mencakup kajian terhadap agama Islam serta berbagai aspek keislaman dalam konteks masyarakat dan budaya Muslim. Terdapat tiga pola kerja yang berbeda dalam ruang lingkup studi Islam: kajian normatif agama Islam, kajian non-normatif agama Islam, dan kajian non-normatif tentang aspek keislaman yang berhubungan dengan budaya dan masyarakat Muslim. Kajian normatif umumnya dilakukan oleh sarjana Muslim untuk memahami aspek kebenaran keagamaan Islam. Sebaliknya, kajian non-normatif agama Islam biasanya dilakukan di universitas dan berfokus pada penguasaan suatu ajaran Islam. Kajian non-normatif tentang aspek keislaman yang berkaitan dengan budaya dan masyarakat Muslim lebih luas dan tidak selalu terhubung langsung dengan aspek normatif Islam.
 Secara keseluruhan, studi Islam merupakan upaya yang sadar dan sistematis untuk memahami, menganalisis, serta mendiskusikan berbagai aspek yang berkaitan dengan agama Islam, baik dari segi ajaran, sejarah, maupun praktiknya dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah. Studi Islam memiliki makna yang beragam dan mencakup berbagai disiplin ilmu, serta melibatkan penelitian tentang agama Islam dan aspek keislaman yang berkaitan dengan budaya dan masyarakat Muslim.
C. Konsep, Kaidah, Prinsip dan Cara Kerja Filologi
Metodologi filologi dalam studi Islam adalah pendekatan yang sistematis untuk menganalisis dan memahami teks-teks keagamaan, seperti Al-Qur'an, Hadis, dan karya-karya klasik para ulama. Konsep ini mencakup beberapa elemen kunci yang penting untuk memahami bagaimana teks-teks tersebut dibentuk, ditransmisikan, dan diinterpretasikan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari konsep metodologi filologi: