- Ketidakjujuran dalam hal pandemi ini bisa mencelakai orang lain, keluarga, saudara, dan kolega. Hati-hatilah
Status WA dari seorang guru SMP ku ini demkian menohok, betapa tidak, sejak beberapa hari lalu aku ngobrol dengan salah satu teman yang jadi Gugus Covid sehubungan dengan naiknya angka terpapar Virus Covid-19 di daerah kami.
Beberapa hari lalu, seorang sahabat pula curhat, salah satu paman beliau meninggal dunia karena covid yang sampai sekarang masih mengintai kehidupan kita. Sahabatku itu juga salah satu petugas Gugus Covid, dan dia merasa sangat "bersalah" mengapa pamannya jadi korban juga.
Terlepas dari korban covid yang juga merengut nyawa banyak nakes di Indonesia ini, banyak tanya yang muncul dariku sebagai orang awam. Covid-19 ini bukan pandemi biasa menurutku, tapi luar biasa. Sebab apa? Bukan hanya soal virusnya yang telah menelan banyak korban, atau perekonomian yang terganggu, tapi berbagai isyu yang mengiringi pandemi ini.
Seringnya aku naik angkutan umum, membuat banyak dengar pendapat (baca isyu) dari kalangan bawah. Ada yang mengeluh tentang perekonomian keluarga yang makin susah, ada yang bicara tentang korban Covid-19 yang meninggal dan lain-lain. Bahkan ada yang ndakik-ndakik bicara bahwa pandemi ini adalah konspirasi tingkat dewa. Entah orang itu dengar dari mana atau baca media apa, yang jelas jujur aku merasa tak ingin mendengarkan, pusing.
Yang juga aku dengar adalah bahwa pasien terpapar Covid-19 yang juga punya riwayat sakit berat, setelah di rumah sakit (dikarantina) dibiarkan begitu saja tidak diobati untuk penyakit bawaannya hingga si pasien meninggal.
Parahnya dengan berita dan isyu yang simpang siur ini, beberapa orang malah mengabaikan dan tidak percaya adanya Virus Covid-19 ini. Dan seandainya ada korban yang benar-benar karena virus maka mereka akan membantah.
Tapi ada satu yang menarik dan benar-benar ingin aku ketahui adalah adanya berita yang mengatakan bahwa  beberapa pasien/orang saat dirawat di rumah sakit yang dipaksa tanda tangan bahwa dia atau kerabatnya terpapar Covid-19 agar mendapatkan uang santunan dari pemerintah. Ini isyu atau memang kebenaran, bahwa ada beberapa rumah sakit yang "nakal". Entahlah
Kalau pun isyu-isyu tidak benar, mungkin beberapa rumah sakit atau perwakilan untuk mensosialisasikan masalah ini pada masyarakat yang telah terlanjur mempercayai bahwa maslaah Covid-19 itu banyak rekayasanya.Â
Juga perlu diberikan kontak pengaduan apabila ada pasien yang tidak puas dengan pelayanan rumah sakit. Sehingga nanti akan menjadi jelas persoalan mereka sehubungan dengan Covid-19 ini.
Isyu yang beredar sudah sangat mengkhawatirkan untuk itu perlu kembali disosialiksasikan ke masyarakat yang terkait kebenaran pandemi ini. Agar masyarakat tidak merasa terpaksa memenuhi himbauan pemerintah untuk tetap menjaga protokoler kesehatan yang telah ditetapkan.
Diharapkan pemerintah bisa menghimbau agar media memberitakan kebenaran pandemi ini, agar masyarakat tidak mudah terpicu isyu-isyu.
Sekian
Dari rakyat bawah
ndakik-ndaki = muluk-muluk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H