bagaimana aku bisa meninggalkanmu
sedangkan dzikirmu mengikat jiwaku
bagaimana bisa aku melupamu
sedangkan wajahmu tak pernah beranjak dari kelopakku
bagaimana bisa aku hidup tanpamu
tatkala detak jantungku selalu iramakan namamu
aku memilihmu karena semesta menuntunku
aku mencintamu dalam rasa tiada tepi
aku menantimu untuk kerinduan yang tabah
aku relakan luka mengharapmu sebab catatan takdirku atas namamu
*Kedu 22 September 2020
dalam kabut sumbing yang masih pekat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!