Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renjana yang Terserak

7 Juli 2020   10:14 Diperbarui: 7 Juli 2020   10:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Key
Ini bukan tentang perpisahan yang telah tersurat
Bukan berkisar air mata yang menderasi wajah pias
Saat kuteguhkan untuk berlalu dari hadapmu
Telah sampai titik nadir
Segala harap atasmu, atas kisah kita

Key
Takdir ini tlah menemu
Surutkan renjana yang menumbuh tatkala ikrar kaugaungkan pada semesta
Pudarkan segala ingin yang pernah kita tautkan di malammalam kelam
Aku menyerah

Key
Meski luka begitu memerih
Kupunguti kenangan yang terserak
Kusemat di ruang rindu
Biarkan membiru
Hingga ketabahan menuntunku pada serapalan doa untukmu
Meski aku tahu
Langkahmu tak kan pernah menujuku
Aku jatuh ....
Pada titah dalam tunduk suci

*Kedu, 7 7 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun