Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Asmaradhana

18 Juni 2020   13:30 Diperbarui: 18 Juni 2020   13:26 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Granito Ibrahim

Aku perempuanmu...
Yang terhimpit oleh kata pengabdian dan penghambaan
Terdiam pilu manakala serapah terlontar dari mulut sang tuan
Tertunduk sendu tatkala tangan-tangan kokoh tuan
Melesat secepat kilat mendarat di wajah lelahku

Aku perempuanmu
Takkan sanggup membalas lakumu dengan hal yang sama
Sebab aku punya jalan sendiri untuk menyakitimu
Kelembutanku
Aura cintaku
Pengabdianku
Penghambaanku
Adalah balasan setimpal
Yang kelak kau tangisi di detik-detik  sebelum ajal kau jelang

Saat itu, aku bukan lagi perempuan lembut
Sebab tawaku kan membahana
Iringi jasadmu yang tertanam di liang lahat
...
Camkan itu!

 

*Jingga & Selsa 2015*

Puisi kolaborasi Jingga dan Selsa
pernah dipertunjukan pada acara Kompasianival 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun