Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dipukul Genderuwo, Kaki Menjadi Lumpuh

13 Juni 2019   18:26 Diperbarui: 13 Juni 2019   18:39 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahwa dunia ghaib itu memang ada dan kita wajib mempercayainya, sebab dalam Al Kitab pun disebutkan keberadaannya. Syetan, Iblis, Genderuwo, Kuntilanak atau apapun untuk sebutan mereka, mereka memang ada. 

Namun meski begitu, pengetahuan kita tentang makhluk astral memanglah terbatas. Kita tak bisa melihat keseharian mereka, sedang mereka bisa melihat kita, itu yang sering dikatakan ustad-ustad tempatku mempelajari ilmu agama. Terkadang ada beberapa orang yang mengetahui bahkan mungkin bisa berdialog dengan makhluk kasat mata itu, namun jumlahnya terbatas.

Seperti pengalamanku beberapa waktu silam yang sempat berurusan dengan sejenis genderuwo di salah satu rumah kontrakan yang aku tinggali. Aku tak melihat bahkan tak merasakan kehadirannya, namun menurut orang pintar (sebutan untuk orang yang diberi kelebihan bisa melihat makhluk ghaib aku disebut telah membuat marah penghuni sudut rumah kontrakan itu.

Ceritanya begini. Saat itu aku mengontrak di salah satu rumah kerabatku di Kampung Sukajadi Merak Banten. Rumah itu lama tidak ditempati karena menurut cerita banyak orang ada dua Genderuwo yang turut menghuni rumah itu, dan sering mengganggu siapa saja yang menetap di rumah itu. Bahkan pemiliknya memilih tinggal di rumah yang lain. Namun aku tinggal disitu sampai hampir satu tahun tak menemui kejadian aneh hingga suatu hari...

Siang saat gerimis, aku sengaja mencuci perabotan dapur di teras belakang rumah dekat sumur. Dari rak piring, kompos gas sampai panci-panci aku turunin semua untuk aku cuci. Lumayan agak ringan kerjaan karena tersiram air hujan, jadi membilasnya tidak memerlukan waktu lama dan air banyak. Selesai tugas mencuci, aku berniat mandi. Tapi perut mengajak untuk emmbuang sampah terlebih dahulu. 

Seperti biasa, aku tidak bisa BAB kalau tidak sambil membaca. Kebetulan ada novel yang masih menyisakan beberapa halaman untuk aku selesaikan. Jadilah novel itu menemaniku membuang hajat. Karena keasyikan membaca, dan memang tanggung untuk berhenti, maka aku selesaikan bacaan novel itu, mungkin 30 menitan.
Selesai itu, aku pun mandi.

Malam harinya tiba-tiba badanku meriang dan panas sekali, oleh Pak Suami aku dibelikan obat warung penurun panas. Namun hingga pagi panasku belum juga turun. Pak Suami tetap bekerja, sedang aku di rumah bersama si sulung yang waktu itu belum punya adik. Saat aku ingin ke kamar mandi, aku beranjak dari tempat tidurku, kaki terasa lemas, dan aku sama sekali tidak bisa berdiri. Akhirnya aku ke kamar mandi dengan merangkak. 

Akhirnya aku dibawa ke dokter saat sore hari Pak Suami sudah pulang kerja. Kata dokter aku kecapekan, diberinya beberapa obat agar aku bisa istirahat. Namun setelah 3 hari berlalu, sakitku belumlah reda, aku masih belum bisa berdiri. Aku tetap merangkak bila ingin ke dapur atau kamar mandi.

Sakitku diketahui oleh beberapa tetangga, mereka akhirnya menjengukku setelah 5 hari aku tidak terlihat keluar rumah. Pada satu kesempatan, saat ada dua tetangga yang ke rumah, aku minta tolong dipapah ke kamar mandi karena ingin mandi sore. Waktu itu sekitar jam 15:00 wib. Oleh tetangga aku diantar sampai kamar mandi. 

Namun saat hendak melepas baju dengan dibantu tetangga itu, tiba2 aku pingsan lagi, Ini bukan pingsan pertama sebenarnya, aku sudah beberapa kali pingsan saat suami kerja dan hanya berdua dengan si sulung yang waktu itu berumur 4 tahun. Namun beberapa saat aku sadar sendiri lalu merangkak ke kamar tidur lagi.

Oleh tetangga, aku segera dibawa kembali ke kamar tidur, hingga aku sadar beberapa menit kemudian, mereka masih menungguiku. Mereka bercerita padaku saat aku pingsan, mataku seperti terbalik dan menjadi putih semua (ngeri juga dan aku tak bisa membayangkan). Dan inti cerita dua tetanggaku bahwa sakitku itu tidak seperti biasanya alias aneh, 

Benar juga kata tetangga-tetanggaku, sakitku memang aneh, setiap ke kamar mandi pingsan, saat pingsanpun mata menjadi putih semua,kakiku lumpuh dua-duanya, obat dokter sama sekali tak membantu. Meski sebenarnya tubuhku tidak merasa sakit. Hanya terasa pusing, sedangkan kaki yang tidak bisa menopang berdiri tak merasakan sakit sama sekali. 

Akhirnya ada salah satu tetangga menyarankan ke Pak Suami agar dipanggilkan seorang ibu (sayang aku lupa namanya) asli dari Cirebon yang pandai mengobati sakit-sakit aneh seperti yang aku derita ini.

Esok paginya, ibu yang dimaksud orang pintar oleh tetanggaku datang, setelah memeriksaku, beliau minta dibelikan asam jawa. Pak Suami sengaja tidak bekerja agar bisa menungguiku. Oleh ibu itu, sekujur tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kaki dibalur dengan asem jawa yang sudah dilarutkan dengan air hangat. Sambil mulutnya komat kamit, ibu itu terus mengurutkan tangannya ke tubuhku. Aku tidak mendenga apa yang dia gumamkan. 

Setelah selesai, ibu itu memanggil Pak Suami agar masuk kamar, dia lalu bercerita bahwa ada makhluk astral yang menghuni rumah itu, tepatnya di toilet kamar mandi. Makhluk itu (yang  menurut para tetangga Genderuwo) pernah marah karena aku terlalu lama di toilet itu sedang dia ingin pulang ke sana. 

Makhluk itu mengaku pada ibu itu kalau dia telah memukul kaki, tepatnya di dengkulku, juga memukul kepalaku. Oleh sebab itu tubuhku panas, pusing dan kaki tidak bisa berjalan. Setelah aku ingat-ingat lagi, ternyata saat aku BAB sambil baca novel itulah kejadian di mana Genderuwo marah karena toiletnya aku pakai terlalu lama. 

Akhirnya Ibu itu  memintakan maaf atas namaku padanya, sambil berpesan padaku untuk berdoa memohon pertolongan pada Allah SWT sebagai sang Pencipta segala yang ada di dunia ini. Paginya, Alhamdulillah, atas ijin dari Allah aku merasa sehat wal afiat, bahkan aku bisa berjalan seperti sedia kala.

Inilah kisahku berurusan dengan makhluk ghaib yang sejatinya wujud dan penampakannya tidak pernah ingin kutahu. Dari pengalaman ini, jadi waspada bahwa di sekitar kita ada makhluk lain, yang kasat mata namun perlu kita akui keberadaannya.

Sekian cerita malam jum'atku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun