Dalam berpolitik semua sah dilakukan, ini pendapat banyak orang, dan benar adanya. Makanya tidak usah heran pabila melihat dan mendengar ada beberapa nama politikus menciptakan kebohongan atau fitnah untuk menjatuhkan lawan politiknya, seperti yang sekarang kita hadapi bersama di dunia perpolitikan Indonesia Raya. Pikir mereka, namanya juga politik, tidak ada yang bersih. "Dengkulmu mlocot" komen salah satu teman saat ngobrol tentang ini.Â
Sebagian elit politik yang membenarkan dan memakai falsafah dalam politik semua sah dan benar, abai dengan kepantasan dan juga pendapat kaum beragama bahwa bohong dan fitnah itu dosa.Â
Bahkan terang-terangan bicara kebohongan di media, seakan tak malu atau takut kalau terungkap kebohongannya. Toh pabila terungkap mereka dengan santai meminta maaf di media dan masalah selesai. Masalah apakah nanti akan kena pasal juga mereka terlihat baik-baik saja.Â
Kini, saat dimana KPU dan Bawaslu bekerja ekstra hati-hati untuk perhitungan suara yang akurat hingga 22 Mei mendatang. Hingar bingar berita tentang permintaan jatah kursi untuk menteri sudah mulai memanas di kalangan elit.
Termasuk salah satu Ormas yang dikabarkan minta jatah kursi menteri pada pasangan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin. Padahal Ormas itu pendukung kubu sebelah. Secara kepatutan sih cuma bisa komen "waras loe?".Â
Saat kampanye mereka mendukung kubu lain, giliran yang didukung sudah terlihat akan kalah, eh nyebrang ke musuh untuk meminta fasilitas dan kedudukan. Peribahasanya  menjilat air ludah sendiri.
Tapi ini politik ndes... Semua bisa sah dan benar meski tak ada pantas-pantasnya. Bagi yang tidak suka dengan hal-hal diluar kepantasan tentu tak akan memilih berpolitik.
Selamat Ibadah Sholat Jumat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H