seiring musimmusim  tembakau yang eksotik
kini tanganmu terlalu uzur tuk mengayun cangkul
ragamu tak kuasa menopang hasrat untuk menghijaukan ladang
lelahmu harus kau sandarkan pada dinding bambu rumah kita
harapan akhir kau tahtakan di diriku
saat panggilan tanah leluhur menggemaÂ
lirih kubisikkan pada semesta
"maaf bapak aku tak bisa pulang"
*puri sunyi*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!