di gigil kabut pagi lereng sindorodi antara hamparan hijau tembakauaku ingin menggenapi rasamumembawamu pada hasrat yang kau pendam sekian waktumengelana dunia pelangi dalam aroma tujuh kembangtepiskan angan dengan kesejatian hidup
di sejuk embun lembah posongbersama kemistikan aroma kembang kopiijinkan aku mengeja hadirmu saat inimengulang kisah yang pernah tertulis oleh langitmencoba memahami sudut matamu yang tajam menusuk kalbu
di kesunyian waktu ternyata aku hanya sanggup menghitung detik waktusebab merindumu adalah semu mendambamu adalah kesalahanmencintamu adalah dosayang mungkin saja kan datangkan badai
ketika nama dia membayang antara kita
namun apakah dosa jika cinta bicaraapakah salah jika nasib telah menemu jalanapakah semu adanya jika merindumu adalah nikmat
Sang Hyang Maha Sempurnamenciptamu, menciptaku dan menciptanyatertoreh di Lauh Mahfuzh aku, kamu dan dia berjalan dalam dekapan kehidupan sejati
*purisunyi 14219 valentine*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H