Berawal dari keresahan kami terhadap perkembangan toleransi beragama dan kehidupan sosial di tengah masyarakat, maka kami para penggiat kedamaian dan keberagaman di Temanggung yang bergabung dalam Laskar Bersenyum mengadakan kegiatan Peace Trip yang bermaksud mengenalkan berbagai agama dan cara beribadat macam-macam agama yang ada di negeri ini.Â
Laskar Bersenyum tidak sendiri dalam kegiatan yang bermanfaat ini, namun bekerja sama dengan beberapa lembaga pemerhati keberagaman antara lain ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace), Peace Train Indonesia, Forum Bhineka Nusantara, KAF Foundation, Wahid Foundation, Elex Media Komputindo, Savenet, Demokrasi.id, dan beberapa komunitas lainnya.
Peace Trip, perjalanan ke berbagai macam tempat beribadat umat beragama itu diikuti 50 siswa yang berbeda latar belakang budaya dan sosial. Siswa-siswa tersebut berasal dari beberapa SD yang ada di Temanggung itu mengikuti rangkaian kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu, 7 April 2018.Â
Mereka dikenalkan pada nama tempat ibadah serta tata cara berbidah pada Tuhan Yang Maha Esa dengan bahasa yang mudah dipahami untuk anak-anak usia mereka. Tujuannya adalah memberikan pengertian pada mereka bahwa dalam pergaulan, perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dijauhi, namun dengan keberagaman itu kita bisa menciptakan kedamaian dan kenyamanan antar sesama. Dengan memahami keberagaman pula diharapkan anak-anak saling menjaga kerukunan dan persaudaraan di antara mereka.
Setelah selesai, rombongan bergerak menuju Gereja Kristen Indonesia yang berada di Jl.KS. Tubun No.31 Temanggung. Di gereja ini anak-anak yang sudah mulai saling mengenal terlihat asyik mendengarkan penjelasan dari Bapak Pendeta Darmanto Lemuel.
Saat diberi pengertian tentang agama Buddha berikut ajaran-ajaran terlihat kekaguman dari anak-anak SD usia kelas 3 sampai dengan kelas 5 yang rata-rata mengenal wihara hanya dari buku pelajaran sekolahnya saja.
Dari Wihara di Kaloran, rombongan beranjak menuju masjid yang bangunannya sudah berusia 600 tahun yang tata bangunannya masih dibiarkan utuh seperti sedia kala, yaitu Masjid Jami di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Temanggung.
Menurut jadwal anak-anak dijemput orang tuanya pada pukul 14.00 WIB, namun pada kenyataannya meski sudah lewat satu jam pun anak-anak belum memperlihatkan ingin pulang, mereka asyik bermain game yang dilaksanakan di aula gereja tersebut.
Akhirnya pukul 15:00 WIB acara yang penuh dengan makna ini berakhir, anak-anak merasa senang karena mendapat pengalaman dan ilmu, sementara orangtua mereka pun bahagia dan mengharap kegiatan seperti ini terus berlanjut.Â
Dari perjalanan ini bisa dilihat bahwa anak-anak memang sangat membutuhkan pelajaran keberagaman sejak dini, Agar mereka bisa menjaga kerukunan dan persaudaraan antar sesama umat demi mempertahankan bangsa ini dari isu-isu yang akan menghancurkan negeri ini.
**
Ilustrasi gambar: milik pribadi dan Laskar Bersenyum Temanggung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H