Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jembatan Progo Riwayatmu Kini

22 Februari 2018   07:33 Diperbarui: 22 Februari 2018   13:34 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bertahun aku pelihara pilu

di ujung jembatan tua melapuk kisah

sesengukan air mata darah tiada arti

beribu nyawa tersiasia kolonial

itu sudah masa lalu

kini

di ujung jembatan

kembali kisah melapuk

tumbang oleh zaman

raib oleh kuasa tak bertuan

seonggok besi tak lagi sanggup menyangga sejarah kelam

PK 22 2 18

oleh Selsa

Inilah sepenggalan puisi yang menggambarkan kesedihan atas robohnya Jembatan Progo yang menyimpan nilai sejarah kelam pada saat perjuangan masa lalu negeri ini di daerah Temanggung.

Satu bukti sejarah kelam masa Agresi Belanda (tahun 1949) dan perjuangan pribumi Temanggung, lenyap sudah. Bersama dengan kisah sejarah yang memudar oleh waktu, kini jembatan bersejarah dimana diperkirakan sekitar 3000-an pribumi tidak bersalah harus mati sia-sia oleh sebab ketakutan Belanda dengan perjuangan rakyat Temanggung itu tinggal kenangan.

Ke-3000an pejuang RI ini dipenggal atau ditembak kepalanya di jembatan Progo ini, jasad mereka lalu dibuang di sungai yang berada di bawahnya.

Baca di sini

Semalam 21 Februari 2018 jembatan tua ini ambruk, setelah semalaman Temanggung diterpa hujan deras,belum begitu jelas sebab ambruknya, entah karena banjir semalam atau memang karena kelapukan bahan yang menyangga jembatan itu.
Berita sedih ini sekiranya bisa menjadikan pelajaran bagi para pejabat yang bertanggung jawab terhadap aset sejarah yang nilainya sangatlah tinggi. Sebab sudah lama tanda-tanda kerusakan yang terlihat pada jembatan ini, namun meski silih berganti penguasa di Kabupaten Temanggung, pada kenyataannya jembatan ini tidak tersentuh dengan baik.

Seandainya boleh usul, Jembatan Progo ini bisa dijadikan monumen, dengan diorama yang mengisahkan tentang pembantaian pejuang di masa itu, tentu akan menarik generasi kini untuk mempelajari dan mengetahui kisah kelam sejarahnya.

Kini tinggal menunggu saja kesigapan Pemerintah Daerah (atau ini kewenangan Pemerintah Propinsi?) untuk tetap menyelamatkan aset sejarah bangsa.

Berharap Jembatan Progo masih bisa diselamatkan,  ini adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten (atau Propinsi?) untuk melestarikan aset sejarah, agar generasi yang akan datang masih bisa menyaksikan bukti-bukti perjuangan rakyat Temanggung pada masa lalu.

Dan ini bukan hanya harapan personal namun harapan banyak warga Temanggung khususnya dan Indonesia umumnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun