Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[HORORKOPLAK] Rumahku Istanaku, Tempat Bermainnya

12 Januari 2017   07:22 Diperbarui: 12 Januari 2017   17:04 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah ini aku beli sekitar 3 tahun yang lalu, atas persetujuan semua anggota keluarga. Saat pertama kali melihat rumah ini hatiku langsung merasa "klik", meski keadaannya sangat semrawut, apalagi dapurnya yang sangat kotor dan tak terawat, dikarenakan si empunya rumah mungkin sibuk, jadi nggak pernah mengurusi rumahnya. Namun aku suka bentuk ruangannya dan yang pasti sesuai dengan kocek suami hehehe.

Setelah direnovasi sana sini, tinggalah kami sekeluarga di rumah ini, rumahku istanaku. Tak istimewa sih, selain rumah terlihat bersih dari sebelumnya dan ada teras belakang rumah yang semula dijadikan tempat sampah oleh pemilik sebelumnya.Tak ada pula peristiwa yang menarik selama menempati rumah kecil kami itu sampai pada suatu hari...

Saat itu Rara, anakku tengah memasak bersama ketiga temannya di jelang waktu adzan magrib, sekitar pukul 17:50 wib. Sekonyong-konyong ketiga teman Rara itu lari ke arahku lalu berebut memelukku. Aku yang tengah menonton tv kaget bercampur heran.

"Ada apa sih?" tanyaku.

"Ada yang nangis tante" jawab salah satu teman Rara.

"Siapa?"

"Itu suaranya makin kenceng" 

Dan benar, suara tangisan anak perempuan itu terdengar jelas di telingaku, seolah-olah pemilik tangisan tengah duduk di sampingku. Ketiga teman Rara, masih erat memegang tubuhku. Sedang Rara aku lihat tidak begitu takut, anak itu memang lumayan pemberani. Aku semakin kasihan melihat mereka yang sangat ketakutan.

"Hey, jangan ganggu kami" teriakku " Ini anak-anak lagi pada mau ujian, mau belajar.

Suara tangisan kemudian menghilang, aku suruh anak-anak tenang lalu lenjut makan malam. 

Selesai makan, salah satu teman Rara, mengambil air minum ke dapur, eh belum juga sempat minum, dia sudah berlari ke arahku, suara tangisan terdengar lagi. Dan bertambah keras, serta ada suara gesekan-gesekan di pintu dapur. Seperti layaknya anak kecil menangis sambil marah lalu memukul-mukul pintu.

Kembali aku berteriak "Kalau tidak diam, akan aku bakar kamu".

Alhamdulillah tangisan yang kira-kira berlangsung selama 10 menit itu menghilang.

Aku memutuskan untuk meminta bantuan orang yang lebih pandai mengusir makhluk ghaib, sebab aku khawatir jika tengah malam dia lebih nekad menggodaku dan aku tak tahu harus berbuat apa.

Seorang imam masjid aku minta datang ke rumah, beliau membacakan ayat-ayat suci, lalu memeriksa tiap ruangan rumahku.

"Tadi itu anak perempuan sebaya anak ibu" jelas bapak imam masjid itu " dia ingin ikut bermain sama anak ibu, dia lagi kesepian sebab orang tuanya tengah pergi rumahnya bukan di sini, tadi dia kebetulan lewat dan melihat banyak teman, dia main ke sini, dia senang di sini" lanjutnya.

"Tolong pak, kasih tahu ke dia, jangan ganggu kami pak" pintaku.

"Ya bu" jawabnya lalu meneruskan gumaman dedoa.

**

Keadaan rumah pulih seperti sedia kala sampai suatu hari di siang bolong, saat aku memasak. Ada yang memainkan alarm motor dan lampunya di garasi. Padahal tidak ada siapapun di sana. Rara yang libur sekolah tengah tidur.

Bergegas aku ke garasi, dan bunyi alarm masih terdengar lagi hingga 2 kali, lampu depan motor juga berkedip-kedip.

"Kamu datang lagi ya? boleh datang asal jangan ganggu kami tahu?!"  teriakku sambil marah.

Lalu aku pasang dari you tube ayat-ayat pengusir jin dan syetan. Semenjak itu aku menjadi terbiasa dengan kehadiran makhluk ghaib itu di rumah.Aku tak meminta lagi seseorang untuk mengusirnya, karena kupikir percuma, sebab hanya beberapa saat aman, tapi kemudian di ghaib kembali ke rumah dengan tingkah polah yang aku pikir hanya untuk memancing perhatianku. Seperti saat dia mendorong kursi yang diduduki Rara, atau pintu garasi yang seperti dibuka, atau suara pintu dapur ditutup dan lain lain. Aku menjadi terbiasa dengan ulahnya. Tapi dia berulah saat aku tidak menyetel ayat-ayat pengusir jin dan syetan dari youtube. Jadi sekarang tiap hari terutama malam aku selalu memperdengarkan lantunan ayat-ayat Al Qur'an, entah dari you tube atau dari kaset CD. 

Meski kadang-kadang masih kudapati beberapa keanehan di rumah kami, namun tak pernah terbersit keinginan pindah, sebab ini adalah rumahku, istanaku, meski tempat bermain makhluk ghaib.

Mereka memang ada, ciptaan Nya juga, mereka di sekitar kita dan butuh tempat, sama seperti kita. Biarlah sama-sama menghuni bumi ini, asal tidak saling mengganggu satu sama lain.

Jreeeeeeeeeng, selesai, tamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun