Kembali aku berteriak "Kalau tidak diam, akan aku bakar kamu".
Alhamdulillah tangisan yang kira-kira berlangsung selama 10 menit itu menghilang.
Aku memutuskan untuk meminta bantuan orang yang lebih pandai mengusir makhluk ghaib, sebab aku khawatir jika tengah malam dia lebih nekad menggodaku dan aku tak tahu harus berbuat apa.
Seorang imam masjid aku minta datang ke rumah, beliau membacakan ayat-ayat suci, lalu memeriksa tiap ruangan rumahku.
"Tadi itu anak perempuan sebaya anak ibu" jelas bapak imam masjid itu " dia ingin ikut bermain sama anak ibu, dia lagi kesepian sebab orang tuanya tengah pergi rumahnya bukan di sini, tadi dia kebetulan lewat dan melihat banyak teman, dia main ke sini, dia senang di sini" lanjutnya.
"Tolong pak, kasih tahu ke dia, jangan ganggu kami pak" pintaku.
"Ya bu" jawabnya lalu meneruskan gumaman dedoa.
**
Keadaan rumah pulih seperti sedia kala sampai suatu hari di siang bolong, saat aku memasak. Ada yang memainkan alarm motor dan lampunya di garasi. Padahal tidak ada siapapun di sana. Rara yang libur sekolah tengah tidur.
Bergegas aku ke garasi, dan bunyi alarm masih terdengar lagi hingga 2 kali, lampu depan motor juga berkedip-kedip.
"Kamu datang lagi ya? boleh datang asal jangan ganggu kami tahu?!" Â teriakku sambil marah.