Belum lama ini saya mengikuti acara Goes to Campus di Akademi Kepoisianl Semarang atas undangan dari Kompasiana. Rasa penasaranlah yang membuat akhirnya saya meluncur pagi-pagi ke Semarang guna memenuhi undangan tersebut. Tema yang diusung acara itu ialah I Am #LessCashSociety. Adapun yang menyelenggarakan adalah Bank Indonesia dan Net Tv.
Sampai di tempat yaitu di Gedung Serba Guna , sekitar pukul 9:15 WIB, ternyata acara sudah banyak yang hadir dan rerata mereka adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tingga, baik Semarang maupun kota-kota sekitarnya.
Acara utama diisi oleh Ibu Farida Perangin Angin Director of Payment Systems Policy, Bank Indonesia, yang menjelaskan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang kini telah digalakkan oleh Bank Indonesia. GNNT bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan instrumen non tunai atau Less Cash Society dalam melakukan transaksi
Menurut bu Farida, Bank Indonesia  sekarang mulai memperkenalkan pada masyarakat satu gerakan pembayaran non tunai atau GNNT, dengan tujuan untuk kemudahan dan penghematan waktu serta keamanan bagi masyarakat  Menurut bu Farida pula, sekarang sudah dilaksanakan sosialisasi Less Cash Society ke berbagai pasar tradisional, jadi akan sangat memudahkan kita saat kita berbelanja kebutuhan sehari-hari meski di pasar tradisional.
Sebagai ibu rumah tangga, dengan adanya GNNT tentunya akan sangat membantu dalam penghematan waktu dan keamanan. Dengan Less Cash Society pula, memungkinkan saya untuk berbelanja tanpa meluangkan waktu berjam-jam  keluar rumah. Misalnya dengan berbelanja online, dan pembayarannya menggunakan sistem non tunai tersebut, Jadi efisien waktu. Aman dan praktis pula bagi kita karena saat belanja di mall atau pun pasar tradisional kita tak perlu membawa uang kontan yang bisa saja tidak aman dan terhindar dari pencopet atau kejahatan lain.
Ibu rumah tangga pula kadang perhitungan soal uang sangat teliti atau "njelimet" , dengan pembayaran non tunai, maka kita tidak perlu pusing dengan uang kembalian yang terkadang recehan atau malah bentuk permen. Jadi perhitungan uang belanja akan tetap stabil.Seperti kita ketahui uang recehan terkadang tertimbun di kaleng-kaleng biscuit, dan tidak kita gunakan lagi. Kecuali kalau  sudah banyak dan tidak malu kita tukarkan ke toko swalayan.Â
Menurut bu Farida, sekarang sudah dilaksankan sosialisasi Less Cash Society ke berbagai pasa tradisional, jadi akan sangat memudahkan kita saat kita berbelanja kebutuhan sehari-hari meski di pasar tradisional.
Sejalan dengan canggihnya tekhnologi dan kemajuan jaman. sudah saatnya kita beralih ke dalam gaya hidup Less Cash Society ini, karena sangat mudah, efisien, aman dan membantu kita bertransaksi.
****
ilustrasi gambar ; selsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H