Hatinya merapuh, dia tak tahu apa yang harus kini lakukan, Kekasih jiwanya telah benar-benar pergi. Dua tahun bersama dalam bahtera rumah tangga, membuat Kanya merasa berat hati melepaskan kepergian Ulli.Laki-laki itu telah membawa seluruh cintanya, meninggalkan limbung jiwanya.
"Tante..." panggil Luisa anak gadis Ulli sambil menyodorkan sepucuk surat pada Kanya."Ini dari papa, tiga hari yang lalu papa menitipkan ini, agar suatu saat diberikan pada tante" Ketiga anak Ulli memang memanggilnya tante sesuai keinginan Kanya, agar mereka tetap menghargai ibu mereka yang telah tiada, dan posisi ibu memang tak bisa tergantikan oleh siapapun, begitu kilah Kanya pada mereka sesaat setelah Kanya dan Ulli mengucap janji setia di altar pernikahan.
Perlahan kanya membuka surat dari suaminya itu, mungkin Ulli sudah berfirasat akan pergi selama-lamanya, maka dia menuliskan surat untuk Kanya.
untuk belahan jiwaku
Saat Nya membaca surat ini, mungkin aku sudah dalam perjalanan menuju Tuhan, tapi aku percaya bahwa jiwaku masih tetap ada di sampingmu.Entah mengapa, malam ini aku ingin sekali menulis untukmu... ah abaikan saja alasannya ya? yang jelas aku hanya ingin katakan sekali lagi bahwa aku sangat mencintaimu. Aku bahagia ada disampingmu, ingat itu sayangku.
Tuhan itu sangat baik pada kita, di sisa usia kita ini, kita dipertemukan kembali tuk nikmati kebersamaan yang indah ini. Maka, andai aku pergi, ataupun dirimu terlebih dulu, kita punya kenangan manis yang akan menemani sampai akhir hidup kita.Tuhan bisa mengambil nyawa kita, namun jiwa kita tetap bersama selamanya.
Sayangku, jika kelak aku benar-benar pergi, aku titip anak-anak ya? aku percaya kamu akan menyayangi mereka seperti kamu sayangi aku. Bagiku kamu wanita terhebat yang aku punya.Jangan terpaku pada kesedihan, aku tak ingin kamu sedih Nya. Kita tidak berpisah, karena aku selalu hidup di jiwamu. Jika suatu saat kamu merinduiku, doakan saja aku, agar aku pun merasakan hadirmu di setiap lafal doa-doa itu.
Bertahanlah untukku, berbahagialah untukku, agar aku tenang jika kelak Tuhan ambil nyawaku.
Ok sayang...pandang langit, lalu tersenyum untukku ya
***
Kanya melipat kertas berisi pesan terakhir suaminya. Wajahnya menengadah ke langit dan dia tersenyum "Ulli, kamu indah di jiwaku, berjalanlah pada Tuhanmu, tunggu aku di surga" gumam Kanya.
Perlahan dia tinggalkan makam suaminya, kekasih jiwanya dengan perasaan yang entah.
***