Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Berkah Ramadhan (Mencicipi Masakan)

18 Juni 2016   20:23 Diperbarui: 18 Juni 2016   20:29 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan sudah hampir setengah bulan, gegap gempita menyambut lebaran pun sudah mulai terlihat di beberapa tempat. Termasuk dengan mulai sepinya masjid atau mushola dari para makmun taraweh hehehe.... Soalnya keramaian sudah beralih ke mall ataupun jalan raya karena mudik telah mulai dilakukan oleh beberapa warga yang punya kampung halaman. 

Kebahagiaan juga terlihat di rumah yang sekaligus juga warung makan milik Ratih, sebab adik semata wayangnya Dede telah pulang mudik dari perantauan. Dede yang kerap dipanggil Dedemit oleh teman-temannya itu merantau ke kota Tasikmalaya dan bekerja sebagai tukang jagal. Bukan jagal orang macam Sumanto lo ya? tapi dia kerja sebagai pembantai ayam, hehehe

Untuk menyenangkan hati kakaknya, Ratih, dia berniat membantu memasak di dapur. Oleh kakaknya, Dedemit disuruh memotong sayuran, dan dengan sigap dia lakukan itu. Namun tiba-tiba dia berteriak "Kak, batal puasanya tuh, kok icip-icip masakan".

"Gak batal adikku yang manis, ini kan cuma mencicip, sebagai penjual masakan tentunya aku tidak ingin pelanggan atau pembeli kecewa kalau masakanku tidak enak" jelas Ratih pada adiknya yang hanya melongo, "Kalau cuma mencicipi sih gak papa, asal tidak  mengenyangkan" lanjut Ratih.

Dedemit tersenyum manis layaknya senyum Jhon Bon Jovi yang habis keselek isi durian. Entah senyum itu bermakna apa, Ratih hanya geleng-geleng kepala melihat adik kesayangannya itu.

Keesokan harinya, Ratih pamit pada adiknya untuk mengikuti acara kumpulan PKK di rumah tetangga, dan menyuruh Dedemit untuk mengawasi dan turut membantu Eka tukang masak mereka di dapur. Dedemit tentu bahagia dengan permintaan kakaknya itu, sebab disamping dia akan berduaan saja dengan Eka, dia pun bisa ikut mencicipi masakan setelah masak nanti.

Dengan semangat 45 layaknya pejuang kemerdekaan, Dedemit membantu Eka di dapur, mata genitnya kadang melirik Eka yang ternyata malah cuek bebek sama Dedemit, karena rupanya Eka telah punya tunangan Nanang Kumis. Dedemit tidak ambil peduli, baginya bisa berduaan sama Eka di dapur yang tak seberapa luas itu sudah membuat bahagia tak terkira. Tenyata Dedemit memang ditakdirkan mempunyai sifat cuek alias ndableg, jadi masa bodo apakah Eka mau sama dia atau tidak, yang penting tebar pesona ia lancarkan.

Tibalah acara mencicipi masakan yang telah diolah oleh Eka, Dedemit dengan sigap mengambil piring dan menuangkan masakan ke dalamnya. Meski Eka heran, toh dia memilih diam. Eka tidak ingin menyapa Dedemit karena khawatir disangka menerima perhatian Dedemit. Setahu Eka, Dedemit itu pemuda yang suka ke GR an bila disapa dikira suka padanya, hedeeeeeeeeh.

Saat mulai mencicipi masakan, masuklah ratih yang ternyata sudah pulang dari kumpulan PKK, dia merasa terkejut, Dedemit sedang menyendokkan makanan ke mulutnya dengan lahab.

"Dedek Demit, kamu gak puasa?" tanya ratih dengan nada tinggi, oktaf 4 sepertinya.

"Yah puasa dong kak Ratih yang cantik" jawabnya tanpa dosa.

"La kok makan gitu?" Ratih masi agak esmosi.

"Kakakku yang cantik Ratih , yang suka baperan, sabar dong, aku cuma mencicipi masakan Eka" jelas Dedemit. "Kata kakak, mencicipi boleh asal tidak kenyang" tambahnya.

"Mencicipi emang boleh kata pak ustad, tapi tidak sepiring gini dede Demit koplak" akhirnya kesabaran ratih telah diambang penghabisan, melihat adiknya yang naif dia bisa marah pula.

"Pan meski sepiring aku tidak kenyang kakak" bela Dedemit lagi.

"Hayaaah sudah kamu keluar sana, jangan bikin puasaku batal gegara marah sama kamu dek, itung utang puasa ya kamu hari ini" perintah Ratih sambil memegang kepala yang mulai nyut nyutan, bukan pusing karena Dedemit sih tapi karena pas kumpulan PKK tadi sempat bertemu Ariel Noah Permana idolanya. (Tidak ada hubungannya di kisah ini sih, hanya menegaskan saja kalau Ratih suka baperan )

Dedemit segera keluar sesuai perintah kakaknya Ratih, hatinya masih bertanya-tanya, apa sih kesalahanku?. Yah maklum deh Dedemit memang termasuk manusia langka jadi kadang meski diberi penjelasan yang akurat pun dia tidak bisa menerima dengan baik. Namun Dedemit senang karena berkah membantu memasak telah membuatnya dia bisa mencicipi masakan kakanya. Untuk urusan hutang puasa atau apalah itu, akan dia pikirkan setelah lebaran tiba. Yang dia pikir bisa berduaan dengan Eka dan mencicipi masakan adalah berkah dari puasa ramadhan kali ini.


Usul buat kakaknya Ratih, perlu dipesantrenkan segera adik semata wayangnya ini.

Sekian terima gaji
Cerita ini bukan kisah nyata, tapi apabila nama dan kisahnya hampir sama, memang disengaja oleh penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun