Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Emak dan Kegelisahan Kartini

20 April 2016   14:16 Diperbarui: 20 April 2016   14:46 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="ilustrasi gambar : istiarablog.files.wordpress.com"][/caption]Emak

besok Hari Kartini

aku sudah mulai sibuk dengan pilihan kebaya dan kainnya

mematut di depan cermin sambil belajar cara berjalan serta bertingkah laku

agar esok bisa tampil layaknya wanitawanita Jawa abad lampau

yang kini gambaran sosoknya teramat sulit aku temui di kesehariannya

kebaya berganti tank top

kain beralih pada jeans belel yang warnanya seakan melapuk akibat panas mentari

konde berubah garaian rambut warna warni

 

Emak

di depan meja kini peralatan merias beraneka ragam tersaji

aku mulai memoleskan bedak, eye shadow serta menyematkan bulu mata palsu

aku berlatih merias wajahku agar besok bisa sempurna seluruh penampilanku 

dan setiap mata memandang kearahku berdecak kagum

sebab aku mewakili wanitawanita masa kini yang berbalut pakaian wanitawanita masa dulu

 

Emak

berlariklarik pidato sambutan telah aku siapkan

besok kan kubacakan saat seremonial Hari Kartini 

ingin aku teriakkan pada dunia masa kini

betapa emansipasi, suara hati Kartini di suratsuratnya buat Abendanon

telah tercapai, telah tuntas, bahkan terkadang kebablasan

wanitawanita Indonesia banyak menjadi pemimpin

menyetarakan gender di banyak posisi pekerjaan

dan kegelisahan Kartini yang kini telah terkikis

namun gelisahku justru kian memuncak

seiring banyaknya wanitawanita abai pada anakanak dan suaminya

 

Emak

katamu wanita kudu wani ditata

Kartini pun berangan sama

lihatlah di gerlap malammalam Mak

wanitawanita masih berlalu lalang

demi sesuap berlian

sementara rumahnya senyap seolah tak bernyawa

sebab anakanak dan suaminya bercengkrama dengan gadget 

sebagai pelampiasan ketiadaan sang nyonya rumah

 

Emak

potret wanitawanita Kartini yang kebablasan ini ada

lalu inikah perjuangan Kartini Mak?

perjuanganmu sebagai emak?

untuk generasi penerus?

 

Emak

sudahlah

abaikan keresahanku

sebab aku ingin mematut di cermin

sudahkan aku seperti Kartini?

 

*PK 20 4 16*

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun