Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi dalam Secangkir Kopi

4 Maret 2016   10:04 Diperbarui: 4 Maret 2016   10:38 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="kertascoretanku.wordpress.com"][/caption]pagi dalam secangkir kopi
semesta tak pernah ragu
mencatatkan kisah di setiap masanya
lalu menyematkan menjadi kenangan
saat beribu musim saling menindih
menggantikan air mata dengan tawa
atau mengubah tawa menjadi butiran-butian bening di kelopak mata
seperti juga perjalanan sebuah cinta
berawal manis
berakhir perih
namun
mestikah sesal menyesaki rongga dada setiap waktu
sedang langit tak pernah ingkar pada janjinya
segalanya akan berputar, berganti
seiring evolusi alam
mestikah sebuah cerita duka berakhir dendam yang tak kunjung habis
sedangkan sekuat hati kucoba siramkan kesejukkan pada akarnya

pagi dalam secangkir kopi kali ini
pahit pun tiada kurasakan lagi

 

*PK 4316*
Perempuan Kopi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun