Â
aku perempuanmu
sandaran lelah lakumu
yang membungkam setiap keluh dalam desah
aku perempuanmu
sajikan hidangan dedoa
saat pijak kakimu tinggalkan peraduan hingga tiba kembali
menyambut senyum yang terbingkai asa
aku perempuanmu
yang selalu ada saat ceriamu hiasi wajah
juga air mata genangi pelupukmu
aku perempuanmu
membentangkan dada dalam keikhlasan
saat amarah dan prasangka terlontar
menggenapi serapahmu
aku perempuanmu
tatkala ketiadaanku menjadi sesal
dan duka di sepanjang kehidupanmu
lalu sesalmu takkan mengubah takdirmu
Â
****
Â
agustus 2015
ilustrasi gambar : Mo Yustinus SW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H