Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia Perahu, Rohingya

23 Mei 2015   07:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:42 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14323415291186296965

di luas samudera

terkatung-katung syarat asa

akan sebuah kehidupan

dalam damainya arti kata penghambaan  kepada Yang Kuasa

tinggalkan tanah leluhur

yang telah merampas kebebasan  jiwanya

manusia perahu, rohingya

yang di pundakmu adalah kedukaan

manakala keadilan terabai oleh kesewenang-wenangan kekuasaan

tersisihkan  atas nama tuhan-tuhan egois yang mendiami raga iblis

lalu..

di mana keadilan dunia?

yang kerap menggaungkan kebebasan?

yang sering meneriakkan  hak asasi?

kemana perginya nurani-nurani

tatkala air mata rohingya menderas genangi perahunya

mengalahkan asinnya lautan?

sedang tangisan bocah rohingya terkalahkan debur ombak

sedang rintihan perempuan rohingya tak sanggup tepiskan badai

pilu dadanya melebur dalam ganasnya badai lautan lepas

manusia perahu, rohingnya

dalam keterbatasan ruang sujudnya

tetaplah tegak dalam pijakan kiblatmu

banyak doa tersemat

iringi keiklhasan perjuangannya

***

puri, 23 5 15

ilustrasi gambar dari www.bumisyam.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun