Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Aku Tersesat (Puisi Buat Korban Lapindo)

19 April 2012   02:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:27 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13348138641552627643

[caption id="attachment_182843" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Aku tersesat

Ditengah keramaian perkotaan yang sangat hingar bingar

Oleh bermacam kendaraan yang melaju bak singa akan menelan mangsa

Aku tersesat

Di panas mentari yang memamerkan terik tanpa batas

Dan keringat yang mengucur deras basahi selembar baju terakhir yang kupunya

Aku tersesat

Di tempat yang harusnya bisa mendamaikanku

Melindungiku dari badai kehidupan yang tiap saat menghadangku

Aku tersesat

Tanpa bisa bertanya pada siapapun

Arah mana yang harus aku tempuh

Karena kebisuanku lengkapi tulinya telinga orang yang kujumpai

Aku tersesat

Tak ada tempatku pulang

Desa yang damai dengan padi yang menguning seiring celoteh burung kepodang

Dan  peraduan hangat yang menyambutku kala malam menjelang

Aku tersesat

Dalam kubang keserakahanmu

***********

tuk warga Porong Sidoarjo korban lumpur Lapindo Maafkan aku yang hanya bisa meneteskan air mata di sela doa saat melihat berita-berita tentang kalian. Tak bisa aku bayangkan kehidupan macam apa yang telah kalian lewati selama bertahun-tahun ini, kehilangan tempat tinggal dan semua yang kalian punya, dan sekarang harus berjuang sendiri tuk tetap menjalani hidup. Kalian menderita karena keserakahan dan kedzaliman segelintir orang yang punya kekuasaan. Semoga Allah mengganti "kehilangan" (tempat, hak dan martabat) kalian lebih dari yang pernah kalian punya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun