Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diorama Panen Tembakau

9 September 2014   04:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di tanah kering kerontang

di selimut kabut yang pekat

sejuta doa tersemat

seribu ritual tergelar

petani memetik tembakau

dalam balutan asa yang membumbung tinggi

wanitawanita buruh mengolah emas hijau dalam kehatihatian yang sangat

jalan sepi mendadak hingar bingar

oleh oto pembawa keranjangkeranjang tembaku

menuju calo dan tauke yang siap membantai harga

ada yang pias keluar dari gudang penyimpanan

karena tembakau tertolak

ada yang senyum penuh kemengan

membawa bergepokgepok rupiah

manakala otonya pulang dalam keadaan kosong

itu artinya ...

tempat pesta kan beralih

sebagian menyimpan

agar kelak bisa berangkat berhaji

namun sebagian tak kuasa menahan nafsu

arena pesta bukan lagi pada ladangladang kering

berpindah di ruangruang karaoke malam

di kamarkamar pelacuran

selalu begitu

alur sekali dalam semusim

panen tembakau "berkah" di tiaptiap kepala mereka

****

sumbing, 8 9 14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun