Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Muhasabah Pagi

19 September 2014   12:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411080167554820773


lantunan adzan dari surau desa

memecah kesunyian dini hari

dingin air gunung menyentuh pori

pasrahkan jiwa pada pemilik sejati

di atas sajadah kumal

air mata membanjir

sesal ini teramat meluka

pun jua tak bisa terhapus masa

begitu mengental

menumbuhkan bulirbulir duka

andai saja waktu berbalik

pada silam yang demikian sejuk

kan bebenah diri dalam alur sejatinya hidup

tanpa dosa

tanpa nestapa

lalukah begitu?

hidup tak semestinya melurus

tanpa terjal di likulikunya

nafas tak meski laju

terkadang tersengal di detikdetik derita

seperti pagi tak selamanya mencerah

terkadang kabut menebal di kisaran mentari

hingga hitam bumi tak terllihat mata

hidup adalah perjalanan

dalam tantangan tiada henti

perangai dan doa adalah satu kepastian

merapati satu kehidupan yang elok

*****

sumbing, 19 9 14

gambar : dokumen selsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun