lantunan adzan dari surau desa
memecah kesunyian dini hari
dingin air gunung menyentuh pori
pasrahkan jiwa pada pemilik sejati
di atas sajadah kumal
air mata membanjir
sesal ini teramat meluka
pun jua tak bisa terhapus masa
begitu mengental
menumbuhkan bulirbulir duka
andai saja waktu berbalik
pada silam yang demikian sejuk
kan bebenah diri dalam alur sejatinya hidup
tanpa dosa
tanpa nestapa
lalukah begitu?
hidup tak semestinya melurus
tanpa terjal di likulikunya
nafas tak meski laju
terkadang tersengal di detikdetik derita
seperti pagi tak selamanya mencerah
terkadang kabut menebal di kisaran mentari
hingga hitam bumi tak terllihat mata
hidup adalah perjalanan
dalam tantangan tiada henti
perangai dan doa adalah satu kepastian
merapati satu kehidupan yang elok
*****
sumbing, 19 9 14
gambar : dokumen selsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H