Mohon tunggu...
Selqly Ruwana Aisya
Selqly Ruwana Aisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jurusan Ilmu Komunikasi

mau menjadi penulis supaya rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena GiveAway: Sebuah Strategi Digital Merketing atau Pengemis Hadiah Gratisan

7 Januari 2024   23:42 Diperbarui: 8 Januari 2024   00:33 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sobatbijak.my.id/2020/09/71-caption-menarik-untuk-giveaway.html

Media sosial memegang peranan penting dalam digital marketing pada bisnis online saat ini, khususnya dalam pemasaran produk dan jasa. Berbagai macam media sosial yang saat ini banyak menarik perhatian konsumen dan pebisnis antara lain Tiktok, Instagram, Facebook, dan Twitter. Media sosial ini menawarkan platform dan fitur khusus untuk mendukung kegiatan marketing melalui Facebook Ads, Twitter Ads, Instagram Ads Sponsored dan Tiktok Ads. Berbicara tentang Media Sosial dan Digital Marketing, definisi dari Media Sosial itu sendiri merupakan sebuah kelompok aplikasi berbasis Internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Kaplan & Haenlein, 2010). Sedangkan Digital marketing adalah suatu tindakan atau praktek dalam memperkenalkan sesuatu melalui saluran distribusi digital guna mendapatkan perhatian dari para konsumen dengan cara yang relevan (McCarthy, 1993). Pengguna dapat mengeksplorasi dan memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mempromosikan produk dan jasanya, baik melalui promosi gratis maupun berbayar. Salah satu strategi promosi dan pemasaran media sosial yang paling umum digunakan adalah GiveAway.

GiveAway merupakan upaya memberikan hadiah atau sesuatu secara gratis untuk memasarkan bisnis. Pada dasarnya, setiap peserta yang berpartisipasi dalam giveaway harus dan wajib memenuhi setiap persyaratan yang sesuai dengan perintah diadakannya giveaway tersebut. Biasanya, saat mengikuti giveaway sangat dibutuhkan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan rangkaian persyaratanya. Dalam proses pelaksanaannya, ada dua jenis giveaway yang berbeda yaitu:

1. Self giveaway merupakan jenis giveaway yang dilakukan secara mandiri. Jadi, semua kegiatan promosi, ketentuan, hingga hadiah, kita sendiri yang mengaturnya. Self giveaway biasanya dilakukan oleh pebisnis yang sudah berpengalaman, memiliki banyak konsumen, atau memiliki anggaran pemasaran khusus. Syarat yang diminta juga bisa beda-beda sesuai tujuan. Misalnya, meminta peserta untuk follow akun media sosial, atau memberikan challenge berupa unggahan di akun media sosial. 

2. Sponsor giveaway merupakan giveaway yang diselenggarakan oleh pihak ketiga, biasanya disebut host. Seluruh rangkaian acara giveaway, mulai dari informasi adanya program giveaway hingga siapa yang menang giveaway diatur oleh host. Jenis giveaway ini cocok dilakukan oleh perusahaan atau usaha yang ingin meningkatkan brand awareness maupun engagement. Semakin banyak konsumen yang mengetahui jasa dan produk mereka melalui media sosial, jasa dan produk tersebut semakin banyak terjual dan menjadikan usaha akan berkembang. Melakukan promosi melalui media sosial dapat menghemat anggaran usaha untuk keperluan promosi dan dapat dialihkan untuk memperbanyak jumlah produksi. Tetapi, disisi lain adanya giveaway menyebabkan munculnya pengemis hadiah atau biasa disebut mental gratisan.

Metal pengemis merupakan kondisi dimana perasaan dan pikiran seseorang selalu merasa serba kekurangan dan tidak tercukupi dalam hal finansial. Mereka rela dengan berbagai cara agar mendapatkan sesuatu keinginan dengan cara mengemis bahkan berbohong agar mendapatkan simpati orang lain dan pengakuan bahwa dirinya itu mampu. Saat ini, jika menginginkan sesuatu secara gratis caranya cukup mudah. Salah satunya yaitu dengan mengikuti giveaway yang banyak tersebar di media sosial. Twitter, Instagram, dan Tiktok merupakan aplikasi penyelenggara giveaway yang sangat sering ditemukan. Mulai dari giveaway buku, pakaian, kosmetik, sampai alat elektronik seperti gadget, ipad, laptop, dan lain sebagainya. Berbicara tentang gratisan, siapapun tanpa memandang latar belakang usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan latar belakang sosial-ekonomi, baik miskin ataupun kaya pasti tertarik untuk mengikutinya jika mendengar atau membaca kata gratis dari sebuah pelayanan, fasilitas, atau pemberian barang tertentu. Seseorang yang sangat menginginkan barang tersebut akan berbondong-bondong membuat akun sebanyak-banyaknya agar peluang untuk menang tinggi dan akan mengatur segala strategi agar bisa mendapatkan barang impiannya. Giveaway awalnya merupakan kegiatan untuk asik-asikan di moment tertentu saja, tetapi sekarang terkesan menggebu-gebu dan menodong untuk dikasih, contohnya di Instagram. Dilihat pada www.theglobalstatistics.com, Instagram merupakan platform media sosial yang paling banyak digunakan untuk mengikuti giveaway. Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna untuk mengambil foto atau video, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial lainnya, termasuk milik Instagram sendiri (Dan Frommer, 2010).  

Pada akun instagram @ariefmuhammad yang awalnya hanya membagikan uang kepada followers dengan cuma cuma, tetapi pada akhirnya membuat games yang biasa disebut ikoy-ikoyan. Arief Muhammad sering membagikan hadiah seperti uang, makanan, vitamin hingga ponsel dengan memanfaatkan ikoy-ikoyan ini. Hal ini membuat akun instagram @ariefmuhammad memiliki jumlah followers yang meningkat, sehingga ia mengajak para pengikutnya untuk aktif mengikuti akun Instagram usaha miliknya. YouTuber dengan subscriber lebih dari 2,7 juta itu memiliki usaha kuliner, fashion hingga kos-kosan. Tetapi, banyak nya spam komen dengan template "Bismillah, mau seratus ribu buat beli popok" ataupun "Bagi iphone nya dong bang" dan lain sebagainya membuat banyak orang risih. Mereka yang suka minta-minta cenderung tidak tau tempat untuk berkomentar di akun siapapun walaupun akun tersebut tidak pernah membuat trend membagikan uang.

Dapat dilihat juga pada akun Instagram @scarlett_whitening membuat postingan bahkan Instagram story untuk memberitahukan followers agar mengetahui bahwa Scarlett memberikan paket gratis kosmetik dan giveaway konser sebagai bentuk rasa syukur atas kesuksesan yang diraihnya. Biasanya, syarat dari giveaway Scarlett yaitu harus menemukan kata tersembunyi, like, tag teman, dan follow akun Instagram @scarlett_whitening dan @scarlettbeautyverse. Namun, banyak orang yang tetap meminta hadiah gratisan secara terus menerus dan meminta diskon pada produk Scarlett. Saat mengadakan Instagram Live, banyak orang juga yang mendoakan kesuksesannya tetapi tetap menambahkan permintaan ataupun kode agar dikasih. Contohnya seperti "selamat atas kesuksesan Scarlett, dan kedepannya scarlett lebih dikenal banyak orang, semoga saya bisa dapet giveaway nya agar bisa ketemu EXO" ataupun "bismillah, semoga dapet produk gratis untuk jerawatku", Selain itu, para pemilik akun giveaway juga sering membagikan barcode dompet digitalnya agar followers yang belum memenangkan giveaway tetap bisa mendapatkan hadiah, biasanya disebut dana kaget, karena yang bisa mendapatkan hanya penonton Instagram story tercepat. 

Menyelenggarakan dan mengikuti giveaway banyak memperoleh keuntungan. Keuntungan yang didapat untuk pihak penyelenggara bisa berupa uang puluhan juta yang biasanya didapatkan dari pihak sponsor, endorsement, atau yang lainnya. Sedangkan Keuntungan yang didapatkan dari mengikuti giveaway berupa hadiah puluhan juta ataupun barang yang sedang diimpikan tanpa bersusah-susah untuk mengumpulkan uang. Itu sebabnya banyak orang menggunakan akun palsu berkedok giveaway untuk meningkatkan traffic media sosial, mendapatkan banyak followers bahkan sampai untuk menipu. Akun palsu ini juga digunakan untuk berjualan bahkan bisa dijual dengan harga yang cukup besar. Namun, banyak kasus serupa yang terjadi dan masih banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang yang sama. Mereka tergiur dengan hadiah yang ditampilkan tanpa mengecek keaslian foto yang diposting akun tersebut. Maka dari itu, saat mengikuti giveaway sebaiknya perhatikan dulu keaslian akun, lebih baik mengikuti giveaway pada akun yang terverifikasi, liat review, pastikan gambar yang diposting asli bukan mencuri dari akun orang lain, jika dihubungi sebagai pemenang jangan terlalu terburu-buru percaya, cek dulu kebenaranya dan ingat-ingat apakah kamu pernah mengikuti giveaway yang disebutkan atau tidak, jangan pernah melakukan transaksi yang memerlukan OTP dan PIN atau Password, dan jangan mau memberikan sejumlah uang untuk mengklaim hadiah, karena biasanya semua tanggungan diserahkan kepada pihak yang menyelenggarakan giveaway. Tugas kita hanya membuat repost di Insta Story dengan mengucapkan terimakasih dan jika barang sudah diterima oleh pemenang, biasanya akan diminta untuk membuat video berupa unboxing hadiah yang diterima. Namun jika kita tidak melakukan perintahnya, maka penyelenggara giveaway berhak melakukan pengembalian terhadap barang yang sudah diterima oleh pemenang.

Membuat video unboxing merupakan cara menghargai pihak penyelenggara giveaway. Tetapi, banyak orang yang terlalu menyepelekan hal tersebut. Biasanya jika sudah menerima barangnya, mereka akan lalai untuk mengucapkan terimakasih. Padahal, semua itu dibuat dengan susah payah dan pengorbanan. Sayangnya, seseorang yang mempunyai mental gratisan bisa merusak alam bawah sadar. Sebab, dorongan-dorongan alam bawah sadar dapat mempengaruhi tindakan "menghancurkan" rasa penghargaan atas usaha orang lain. Pada saat yang bersamaan, mulailah melatih pikiran bawah sadar dengan pandangan yang baru. Tetapkan keyakinan baru "Saya bisa hidup dengan baik dan mampu membelinya!" pola pikir ini tidak hanya membuang gagasan kebebasan, tapi juga kelangsungan bisnis mereka.

REFERENSI:

Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010).Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media.Business Horizons.

Frommer, Dan (2010). Here's How To Use Instagram. Business Insider

Nur Arifah, F. (2015). "TRANSFORMASI Jurnal Informasi & Pengembangan Iptek" (STMIK BINA PATRIA) ANALISIS SOSIAL MEDIA SEBAGAI STRATEGI MARKETING DALAM BISNIS ONLINE. Jurnal TRANSFORMASI, 11(2), 143--149.

https://www.initiativespg.com/mental-gratisan-minta-mulu-gak-pernah-memberi/

   (www.theglobalstatistics.com)

https://mojok.co/terminal/3-ciri-giveaway-abal-abal-yang-bikin-orang-tertipu/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun