Mohon tunggu...
Selma Cahaya Meka
Selma Cahaya Meka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu komunikasi UMM

Hobi saya menonton film

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Hukum di Indonesia: Antara Keadilan dan Kekuasaan Sosial

22 Desember 2024   21:59 Diperbarui: 22 Desember 2024   21:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tantangan dalam Menegakkan Keadilan

Menjaga keadilan di Indonesia menjadi tantangan besar akibat ketimpangan akses terhadap layanan hukum. Masyarakat berstatus sosial dan ekonomi rendah sering kesulitan memperoleh layanan hukum, baik karena biaya tinggi maupun minimnya infrastruktur hukum di daerah terpencil. Proses hukum yang lamban dan kurangnya bantuan hukum memperburuk ketimpangan ini. Selain itu, korupsi di kalangan aparat hukum dan pejabat publik, serta pengaruh politik, membuat hukum sering berpihak pada pihak kaya atau berkuasa, sementara kelompok lemah menjadi korban ketidakadilan.

Kelemahan infrastruktur hukum, kurangnya pelatihan aparat penegak hukum, dan rendahnya pengawasan menjadikan sistem hukum tidak efisien dan rentan penyalahgunaan wewenang. Diskriminasi berbasis agama, etnis, dan gender juga memperburuk ketidaksetaraan dalam perlakuan hukum. Minimnya reformasi hukum yang menyentuh aspek-aspek mendasar seperti independensi peradilan dan akses hukum merata menunjukkan bahwa penegakan keadilan di Indonesia masih menghadapi tantangan besar.

Solusi dan Harapan untuk Sistem Hukum Indonesia

Mengatasi tantangan dalam sistem hukum Indonesia memerlukan reformasi menyeluruh, dimulai dengan penguatan independensi lembaga peradilan untuk memastikan aparat hukum bekerja secara profesional tanpa tekanan politik atau korupsi. Pelatihan berkelanjutan bagi aparat hukum juga penting untuk menjaga kompetensi dan integritas.

Pemberantasan korupsi menjadi prioritas utama, dengan memperkuat peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan penerapan teknologi untuk transparansi dan efisiensi. Digitalisasi sistem hukum dapat meminimalkan korupsi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Pemerataan akses keadilan sangat penting, termasuk menyediakan bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin, memperluas infrastruktur hukum ke daerah terpencil, dan mendigitalisasi layanan hukum. Harmonisasi regulasi dan penegakan hukum yang menjunjung hak asasi manusia juga diperlukan untuk menciptakan sistem hukum yang inklusif dan adil.

Membangun budaya hukum berintegritas melalui pendidikan hukum dan sosialisasi akan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hak dan kewajiban mereka, serta mendorong aparat hukum dan masyarakat untuk menghormati keadilan. Langkah-langkah ini diharapkan membuat sistem hukum Indonesia lebih inklusif, transparan, dan adil bagi seluruh rakyat, sebagai fondasi masyarakat yang sejahtera dan harmonis.

Kesimpulan:

Hukum di Indonesia masih mengalami ketidakadilan, dengan kekuasaan sosial yang memengaruhi proses peradilan. Untuk mencapai keadilan, reformasi hukum, pemberantasan korupsi, dan pemerataan akses keadilan sangat diperlukan. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan sistem hukum dapat lebih adil dan transparan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun