Mohon tunggu...
SELMA AYU RESMA ERSANDA
SELMA AYU RESMA ERSANDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Farmasi UMM

Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Stoic dan Kebebalan Mental

19 November 2021   11:08 Diperbarui: 19 November 2021   11:41 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul                                   : Filosofi Teras

Penulis                              : Henry Manampiring

Penerbit, Kota Terbit  : Buku Kompas, Jakarta

Tahun Terbit                  : 2019

Jumlah Halaman          : xxiv + 320

ISBN                                  : 978-602-412-518-9

Harga Buku                    : Rp 98.000

Peresensi                        : Selma Ayu Resma Ersanda/046/Farmasi B

          Filosofi Teras merupakan buku cetakan pertama karya Henry Manampiring atau yang akrab dipanggil Om Piring. Buku kelimanya bergenre self-reminder. Buku-buku karyanya sebelumnya yang pertama ada Cinta Tidak Harus Mati. Kedua, 7 Kebiasaan Orang Yang Nyebelin Banget. Selanjutnya ada The Alpha Girl's Guide dan The Alpha Girl's Playbook. Dia penulis best-seller The Alpha Girl's Guide. Melalui buku Filosofi Teras, ia membagikan pemahaman dan pengalaman yang ia dapatkan terkait stoisisme. Buku ini merupakan interpretasi dari jalan kehidupan penulis.

          Buku Filosofi Teras menceritakan filsafat stoic. Stoic atau stoa merupakan filosofi Yunani-Romawi yang dapat kita jadikan petunjuk untuk mengatur dan mengendalikan emosi negatif serta membuat mental kita lebih tangguh, tegar dan bebal terhadap permasalahan tidak berarti.  Stoic atau stoa merupakan filosofi Yunani-Romawi yang dapat kita jadikan petunjuk untuk mengatur dan mengendalikan emosi negatif serta membuat mental kita lebih tangguh, tegar dan bebal terhadap permasalahan tidak berarti. Ratusan tahun lalu sebelum Masehi terdapat pedagang kaya dari Siprus. Ia bernama Zeno dan sedang melakukan perjalanan dengan kapal laut melalui laut Mediterania. Sayangnya, kapal yang ditumpangi Zeno tenggelam dan ia terdampar di Athena. Ia kehilangan harta dan barangnya serta menjadi orang asing di kota yang bukan asal rumahnya.

          Beberapa waktu kemudian, Zeno pergi ke toko buku di Athena. Ia tertarik dengan sebuah buku filsafat ketika di sana. Pemilik toko menunjuk Crates seorang filsuf saat ditanyai olehnya, di manakah ia dapat menemukan filsuf penulis buku tersebut. Zeno kemudian pergi mengikuti Crates dan belajar filsafat. Zeno memahami pembelajaran dan hal lainnya terkait filsafat dari berbagai filsuf yang berbeda. Ia kemudian mulai mengajar filosofinya sendiri. Biasanya dia suka mengajar di teras berpilar yang disebut stoa. Stoa berasal dari bahasa Yunani. Sejak waktu itu, pengikut-pengikutnya disebut "kaum stoa". Mayoritas orang merasa kesulitan ketika menyebutnya sebagai "Stoisisme". Henry Manampiring memakai judul Filosofi Teras yang merupakan terjemahan dari kata stoa untuk mempermudah istilah Stoisisme.

          Stoisisme mulai meredup pada abad keempat. Pada abad 21, filosofi ini kembali populer dengan presentasi dan beberapa buku yang dihadirkan kembali ke publik. Bentuk pengenalan kembali filosofi Stoisisme dapat dibuktikan dengan adanya karya-karya oleh William Irvine, Ryan Holiday, Tim Ferris, dan Massimo Pigliucci.

          Stoisisme terdapat dua hal utama yang ingin diwujudkan. Pertama, hidup dengan bebas tanpa memiliki emosi negatif (sedih, marah, tidak percaya diri, putus asa, takut, dan lain-lain) dan hidup dengan tenteram serta damai tanpa keluhan. Kedua, hidup menumbuhkan dan meningkatkan kebajikan dengan kebajikan utama berjumlah empat menurut stoisisme. Empat kebajikan yakni pertama, kebijaksanaan. Kedua, kebajikan berupa keadilan. Ketiga, terdapat kebajikan berupa kebenaran dan keempat yakni menahan diri. Saat kita mengalami emosi negatif, kita dapat mengambil solusi-solusi yang disingkat STAR. STAR merupakan akronim dari kata Stop (berhenti), Think (dipikirkan), Assess (dinilai), dan Respond (Respon) (Hal. 98).

          Pada Stoisisme terdapat pernyataan bahwa kita harus "hidup selaras dengan alam" (in accordance with nature). Itu berarti kita harus dengan baik dan optimal menggunakan serta memanfaatkan nalar, akal sehat, dan rasio. Sebab itulah yang menjadi titik perbedaan antara manusia dengan binatang. Hal itu seperti pemikiran Epictetus (Enchiridion) "Some things are up to us, some things are no up to us" yakni ada hal-hal di bawah kendali (tergantung pada) kita, namun ada hal lainnnya yang bukan berada di bawah kendali kita.

          Pada bagian akhir terdapat hal yang cukup menarik. Hal tersebut yakni pembahasan terkait pandangan stoisisme mengenai kematian. Kaum stoa memiliki pandangan spesial bahwa kematian yakni bagian yang selaras dengan alam dan bukan hal buruk. Selain itu, Stoisisme memiliki konsep dikotomi kendali yaitu kedatangan dan kepergian kita dari dunia ini bukan kendali kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu memusingkan perkara yang tidak bisa kita kendalikan.

          Buku Filosofi Teras atau Stoisisme merupakan buku yang menarik untuk mengenalkan Stoisisme dengan pemilihan kata yang tepat, gaya bahasa yang sesuai dan relevan dengan kondisi kehidupan sekarang. Selain itu, terdapat intisari di setiap bab dan ada ilustrasi yang menjadikan buku ini terkesan tidak kaku walaupun topik yang dibahas adalah filsafat. Buku ini merupakan buku populer dengan menggunakan berbagai data dari psikiatri, adanya survei, sampai kegiatan wawancara dengan praktisi media sosial, sehingga buku ini menyentuh hal-hal yang sehari-hari dialami generasi milenial sampai mereka yang berumur 50an tahun. Buku ini memberitahu kita untuk hidup tanpa permasalahan yang tidak berarti dengan mengendalikan emosi negatif, mengasah kebajikan, dan bersyukur.

          Buku Filosofi Teras juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan yakni tulisan dalam buku ini masih menggunakan font yang kecil, rata kiri, dan jarak spasi yang terlalu rapat sehingga terlihat kurang rapi. Hal tersebut kurang adaptif untuk pembaca pemula yang mudah jenuh. Meskipun di buku ini terdapat beberapa kekurangan, hal tersebut tidak menurunkan daya tarik dan kelebihan-kelebihan yang tersaji.

          Saya merekomendasikan buku Filosofi Teras kepada pembaca. Bahasa buku ini ringan sehingga orang awam bisa menikmati bacaan. Selain itu, Stoisisme dapat membantu pembaca menjadi pribadi bermental tangguh dan memiliki kebebalan mental. Buku ini cocok untuk pembaca yang ingin mengendalikan dan menghilangkan emosi negatif seperti pemarah, baperan, curiga, cemburu, dan lain-lain. Selain itu, buku ini layak dibaca untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun