Mohon tunggu...
Sellyn Nayotama
Sellyn Nayotama Mohon Tunggu... -

Siswa SMP kelas 2 (thn 2018), suka membaca dan menulis. Novel pertama "Queen Kendzie" (terbitan Kompas Gramedia); cerpen "Jam Weker Shabby" dalam antologi (Penerbit Mizan). Baca juga di akun: www.kompasiana.com/sellynnayotama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ceriaku Karena Kasih Sayang dan Kehangatan Keluarga

15 Maret 2018   12:42 Diperbarui: 15 Maret 2018   12:45 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kata serial Keluarga Cemara, "harta yang paling berharga itu adalah keluarga."
Yuk, ngaku, yang nyanyi siapa? He he he..

Memang kalimat itu sudah lumayan 'basi' bila diucapkan zaman sekarang. Tapi sebenarnya itu memang benar adanya. Tanpa keluarga yang selalu "ada untuk kita",  rasanya hidup terasa hambar. Tidak akan ada orang yang asik dijahili sepuasnya, juga nggak akan ada orang yang benar-benar peduli dengan kita. Mereka yang kita sebut anggota keluarga, bagian dari keluarga bisa saja orang tua, dan saudara-saudara kita. Bagiku mereka itu Ayah, Mama, dan Kakak semata wayang, selain juga semua yang menjadi anggota keluarga besar dari kedua orang tuaku. Saking pedulinya, siapa pun itu -- kadang mereka bahkan selalu menasihati, mengingatkan, ya sampai kita (agak) bosan. Hehe..

Di keluargaku, kehangatan ini selalu aku rasakan. Biasanya yang suka ngelucuadalah ayah. Dan biasanya anak-anaknya yang requestagar beliau mengucapkan kata-kata lucu tertentu (biasanya kosa kata bahasa Jawa, itu lucu banget). Ayah ini juga sering melakukan hal-hal konyol, yang sebaiknya gak usah dilakukan. Seperti meninggalkan sepatu kanan di jalan tol. Ya ampun! Ayah juga beberapa kali (sering!) melakukan aksi "KIS" atau Kentut In Silence di mobil. Jadi tiba-tiba bau. Astaga. Setelah aku, kakak dan mama baru sadar, beliau baru mengaku, dan membuka jendela secepatnya.

Ada juga kakak yang hobinya nyerocos. Waktu itu aku sedang asik mengerjakan PR, tiba-tiba anak ini datang dan bilang,

"Dek, nyesel tadi nggak keramas."

"O, yaudah, bodo amat!" seruku.

Tadi nggak keramas, lalu menyesal, kok pakai info segala.

Saat kita nonton film di laptop juga begitu. Mendadak, dengan seenaknya dia mem-pausefilmnya, dan bilang, "Eh ini pemainnya yang ada di film "Blabla" bukan, ya? Soalnya mirip. Eh, eh, tolong diulang dong, yang pas dia kepeleset. Ngomong-ngomong, aku nggak dengar ibu-ibunya tadi ngomong apa. Tolong diulang. Plis."

Ya Elah.

Tapi kakakku ini, asik banget diisengin. Misalnya, saat dia lagi mengerjakan PR, hobiku adalah menggelitikinya atau nyerocos soal video YouTube. Kadang-kadang ditanggapi juga, sampai tugasnya terbengkalai. Ha ha ha. Aku juga pernah mengejek gambar yang dia buat, nggak beneran sih. Hanya ingin tahu reaksinya saja. Kalau dia marah, bagus! Aku malah senang. Eh, dia malah nggak marah. Stay cool dan diam saja.

Malah akunya yang sebal sendiri, he he. Ini merupakan bentuk pembalasan atas perbuatannya di masa kecil. Ya, kakakku ini saat kita berdua masih kecil, iseng banget. Tapi dengan kejahilan-kejahilan yang kita lakukan, kita malah ngakak bareng. Kadang-kadang ketika dia menjahiliku, aku jadi ngambekseharian (niatnya). Tapi selalu saja nggak bisa! Karena dia selalu bikin lelucon yang bikin aku gagal sangar pas ngambek. Wuah!

Kalau mamaku, beliau ini orangnya sabar. Tapi, sekalinya ngomong, widih.. bisa kemana-mana. Pernah suatu kali saat aku tanya mama, "Ma, kok jemputnya (di sekolah) lama, sih?"

Lalu apa jawab beliau? "Dek, mama begini, harus nyuci mobil, dan masak, dan cuma mundur sebentar aja kok protes, bla..bla.." Oke deh, ma. Jelasinnya tidak perlu panjang-panjang, bukan?

Saat kita sekeluarga ngumpul bareng, ada saja kelucuan yang terjadi. Mulai dari kata-kata lucu yang dilontarkan ayah, sampai muka datar yang dibuat kakak, dan hal tersebut sukses bikin aku ngakak sampai bungkuk. Mamaku yang kalau dipuji langsung, "terbang". Dan aku yang sering ngeselin dan siap-siap selalu lama. Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan untuk mendapatkan kehangatan itu sederhan saja. Cukup makan bareng, dan cerita-cerita hal yang sudah dilalui hari ini. Lumayan melegakan juga ketika aku sudah melontarkan hal yang mengganjal di hati. Rasanya jadi 'plong' begitu.

Di dalam keluargaku, semua punya karakter yang berbeda-beda. Namun kita tetap jadi tim yang soliddan kompak. Misalnya saja, ayahku yang ketika pergi ke tempat wisata, hobinya foto-foto, tapi hanyadi satu spot dan, itu memakan banyak waktu. Itu nyebelin, jadi nggak bisa pergi kemana-mana. Sementara kakakku yang berprinsip "takut diliatin orang" ketika melakukan sesuatu. Mamaku yang terlalu penyabar, dan karakterku yang mensyukuri semua.

Ya memang benar. Aku bersyukur memiliki keluarga yang lengkap dan utuh. Ada yang peduli padaku. Ada yang jadi tempatku berdiskusi mengenai video "Buzzfeed" di YouTube, atau gosip artis terbaru.

Ada yang hobi ngintilin aku, hobi ngajak tidur bareng padahal aku nggak mau.

Semuanya (lumayan) ngangenin, kalau aku lagi nggak di rumah. Aku pernah pergi karyawisata dengan teman-teman sekolah selama beberapa hari. Dan di kala itu aku jadi kangen rumah. Mungkin memang asyik, untuk bercengkrama dengan teman-teman. Tapi kok, jauh lebih asyik saat bersama keluarga. Karena apa? Jadi nggak perlu jaim. Oiya, lanjut. Saat itu aku sedang asyik-asyiknya ngetawain temanku yang lagi tidur sambil mangap. Tiba-tiba teringat di benakku enaknya masakan rumah yang dibuat mama, juga muka datar kakak, nggak lupa muka lucu ayah.

Perasaanku pas pulang, ya lumayan senang. Walau aku bertemu lagi dengan para manusia nyebelin yang perbuatannya kadang nggak sesuai ekspektasiku. Tapi mereka selalu ada. Tak seperti teman yang terkadang hilang, mereka ada.

Dan di momen hari Kasih Sayang ini, sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan hari biasa, karena kehangatan keluarga selalu aku rasakan setiap waktu. Hanya momennya yang pas. Dan di momen inilah kita bisa mempererat keakraban. Akan tetapi, jangan kita seru-seruan dengan keluarga hanya di Hari Kasih Sayang, ya!

Kita bisa berbagi keceriaan dan banyak hal. Kini, aku sangat bersyukur punya keluarga yang tinggal bersamaku sekarang. Karena mereka, hidupku seru.

Jadi, menurutku, untuk menambah keakraban dan kehangatan antar anggota keluarga, itu tak perlu ribet. Tak perlu barang mewah, atau harta berlimpah. Dengan kepedulian satu sama lain, kehangatan itu akan tercipta dengan sendirinya.
Dengan teknologi zaman sekarang, yang otomatis menciptakan generasi Nunduk Liat Hape (NLH) setiap saat, menjadi tantangan bagaimana kita tetap bisa peduli dengan orang lain, tidak hanya peduli terhadap notifikasi Instagram, udah berapa banyak yang menyukai foto kita. Untuk itu, aku mau menyarankan sesuatu kepada teman-teman semua.

Yuk, pakailah Handphone atau alat elektronik lainnya dengan bijak. Cerita-cerita dengan anggota keluarga yang lain tentu akan lebih asyik bukan, dibandingkan dengan memasang wajah mupeng (muka pengen) saat melihat barang online yang tidak kesampaian dibeli.
Kalau teman-teman atau kakak-kakak adalah anak rantau yang sedang tidak tinggal bersama keluarga, ada juga caranya supaya akrab dengan anggota keluarga yang lain. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada sekarang! Ya, chattingdi aplikasi pesan, atau teleponanbicara ngalor-ngidul bisa jadi asupan ketika rindu, lho. Makanya kalau sudah bertemu lagi dengan keluarga kalian, jangan lupa manfaatkan waktu dengan baik, ya!

Yah, yang barusan itu hanya kisah singkatku tentang keluargaku yang kocak, yang membuatku selalu merasakan kehangatan keluarga .

Bagaimana kisahmu, teman-teman?  *Salam Kompasiana -- @SellynNayotama*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun