Mohon tunggu...
Sellyn Penulis
Sellyn Penulis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pelajar kelas VI-B, SD Gracia. Usia: 11 tahun (2016). Hobi: (banyak) -- membaca (paling suka), belajar menulis, bikin komik ngasal, belajar piano, sepedaan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Mitty Si Kucing Berpita

7 November 2015   17:27 Diperbarui: 8 November 2015   13:53 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mitty Si Kucing Berpita |Foto: huffingtonpost.com"][/caption]

Sellyn Penulis Krucil (Sellyn Nayotama), No. 18

 

Mitty adalah seekor kucing betina pendatang yang cantik dan lucu. Ia selalu mengenakan pita kemana-mana. Namun sifatnya sombong dan pelit. Jadi tetangga-tetangganya tidak mau berteman dengannya.

“Halo, Mitty! Kau hari ini cantik sekali.” sapa Flora si burung pipit.

“Ya, memang aku selalu begitu!” kata Mitty sombong sambil mengangkat kepalanya keatas.

Flora mencoba lagi untuk mengakrabkan diri dengannya. “Aku bisa menyanyi, lho. Mau tidak, aku nyanyikan buatmu? Kamu boleh minta lagunya.” Kata Flora semangat.

“Nggak usah, maaf! Aku nggak tertarik,” kata Mitty sombong.

“Cepat pergi! Ini wilayahku, burung jelek.” kata Mitty.

Flora pergi dengan sedih. Ini pertama kalinya ia bertemu hewan yang begitu sombong. Semua berteman dengan baik dengannya, kecuali Mitty.

Semua hewan mencoba menyapa dan mengakrabkan diri dengan Mitty, namun mereka tidak diacuhkan oleh kucing itu. Saat Mindy si rusa mau mencoba kue yang baru saja dibuat Mitty, ditolak juga.

“Lama-lama aku tidak betah tinggal di sini!” keluh Mindy.

“Sama denganku juga. Dia selalu membuat keributan tiap kali ada yang mau berteman dengannya.” kata Pope si anjing.

Mereka mencoba membuat rencana untuk Mitty agar dia kena batunya. Jack, Flora, Pope, dan Cassidy si kucing betina berdiskusi siang malam untuk itu.

Akhirnya, keesokan harinya..

“Mitty, selamat pagi!” sapa Pope ramah.

“Eh, siapa kamu! Aku tidak mengenalmu!” seru Mitty kaget.

Pope tertawa. “Justru itu, aku ingin berkenalan denganmu. Bolehkah aku masuk ke rumahmu?” tanya Pope.

Melihat tampang Pope yang menyeramkan, Mitty segera membolehkannya. Mereka mengobrol lama sekali. “Mm..aku boleh ke toilet? Toiletnya dimana ya?” tanya Pope.

“Oh, itu disana!” kata Mitty.

“Terimakasih,” kata Pope. Di toilet rumah Mitty, Pope menempelkan topeng seram di dalam  pintu toiletnya. Pope tertawa kecil.

Setelah Pope kembali, mereka melanjutkan obrolan. “Sebentar, aku mau ke toilet dulu,” kata Mitty. Ia permisi sebentar.

“Sst.. Jack, Flora, Cassidy, cepat sini!” seru Pope dengan suara yang tak terlalu keras pada mereka bertiga yang bersembunyi di balik pohon rumah Mitty. Akhirnya mereka segera masuk. Bagaimana dengan Mitty? Ia sedang masuk ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi, ia melihat topeng hantu seram itu, ia langsung berteriak dan ingin kabur dari kamar mandi. Karena lari terburu-buru, padahal lantainya licin oleh sabun yang telah dituang Pope.
BRUGZ, SYIIIIIUT. Mitty terpeleset dan jatuh di lantai kamar mandi. DUG! Kepalanya menyentuh lantai. “WAAAAA! TOLONG!” teriak Mitty.

Darah mengucur deras dari pelipis kanannya. Begitu mendengar itu, Pope, Jack, Flora dan Cassidy langsung menghampirinya. Mereka melihat Mitty mengeong keras dan wajahnya pucat pasi karena pelipisnya bocor. Mereka berempat serempak panik.

“Aduuh.. kenapa bisa jadi seperti ini? Maksudku tadi kan bukan seperti ini.” Pope melengking dan gemetaran.

“Ayo kita segera tolong. Cassidy, kamu kan bisa mengobati hewan-hewan. Kalau begitu, tolonglah Mitty!” pinta Pope.

“Baik,” kata Cassidy.

Akhirnya, Mitty mendapat pertolongan dari Cassidy. Pope dan Jack bertugas mengambil obat di rumah Cassidy. Sementara Flora menemani sambil membantu Cassidy, karena ia juga berpengalaman menangani kecelakaan. Tak ada cara lain, luka Mitty dijahit. Karena kesigapan Cassidy dan Flora, Mitty segera sembuh dan bangun. Kejadian tadi sempat membuatnya pingsan tak sadarkan diri.

“Uhh.. dimana aku..” kata Mitty linglung. “Mm..kalian..Flora..Pope? Dan siapakah mereka berdua?” tanya Mitty.

“Aku Cassidy,” kata Cassidy.

“Aku Jack.” Jack mengerling dan tersenyum.

“Maafkan aku, ya teman-teman,” Ungkap Mitty menyesal. “Aku selalu sombong dan tidak mau berbagi. Aku juga selalu mencoba menjauhi kalian. Kupikir, kalian nggak mau berteman denganku,” Mitty mengaku dengan jujur.

“Siapa bilang? Di negeri ini, kami berteman dengan semua,”  Flora menyahut. “Kita harus berteman dengan semua, Mitty. Karena jika kita ramah pada semua orang, ketika kita kesulitan --- orang lain pun akan ikut membantu masalah kita,” ujar Cassidy bijaksana.

“Baiklah, setelah ini aku akan minta maaf pada semua orang yang kuabaikan. Aku menyesal,” Mitty berjanji sungguh-sungguh.

“Lalu kita berteman?” tanya Mitty malu-malu.

“Teman selamanya!” seru mereka bersamaan.

Begitulah, dalam hidup ini, kita harus berteman dan ramah pada semua orang. Dia yang menanam, dia yang menuai. Artinya jika kita ramah, kita akan mendapatkan hasilnya, yaitu orang akan ramah pada kita. Tapi jika kita sombong, kita akan dijauhi orang. | Sellyn Penulis Krucil, 7 November 2015

-The End –

 

***

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community:

Fiksiana di Kompasiana

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Fiksiana Community

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun