Variasi layanan yang dijual seperti instalasi dan konsultasi desain, penguatan jaringan internet, peningkatan kualitas audio dan visual untuk kepentingan hiburan, pengontrolan jumlah energi yang digunakan, dan lain sebagainya.Â
Disisi lain, kesenjangan digital yang belum merata di Indonesia memberikan tantangan sendiri terhadap pengadaan fasilitas rumah pintar yang lebih inklusif.Â
Menurut data Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI), skor IMDI pada tahun 2024 mencapai 43.34. Meningkat dari 43.18 pada tahun 2023. Meskipun begitu, kenaikan skor ini menunjukkan laju pertumbuhan yang lambat, sehingga belum mencapai level keberhasilan yang diharapkan.Â
Hal ini berarti, Pemerintah bersama dengan lembaga swasta bertanggung jawab besar mendorong akselerasi pertumbuhan masyarakat digital. Aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian serius untuk mencapai tujuan tersebut adalah pembangunan infrastruktur untuk menunjang kualitas akses internet yang memadai.Â
Kabar baiknya, perkembangan infrastruktur teknologi di Indonesia mengalami kemajuan. Terobosan besar yang dilakukan Pemerintah melalui proyek Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur yang telah rampung pada tahun 2019 lalu, berdampak positif pada meningkatnya kualitas layanan jaringan internet di lebih dari 514 kabupaten dan kota.Â
Selain infrastrutkur, ketahanan sumber daya energi listrik di Indonesia juga berperan krusial. Karena secanggih apapun fasilitas Smart Home yang tersedia, tidak akan berarti tanpa dukungan sumber daya listrik dan internet yang mumpuni. Â
Menghadapi masalah optimalisasi pasokan energi listrik di Indonesia, maka sangat diperlukan tenaga profesional yang ahli dalam bidang pemanfaatan energi terbarukan.Â
Ketahanan energi di masa kini hingga masa mendatang sangat bergantung pada alokasi Energi Baru Terbarukan (EBT). Saat ini, EBT di Indonesia cukup beragam yang disesuaikan dengan kekayaan SDA yang bisa dimanfaatkan. Sebut saja energi surya, energi air, energi angin, energi panas bumi, dan biomassa.Â
Semua EBT tersebut masih dalam tahap pengembangan dengan ditunjang oleh kolaborasi impor energi dan teknologi dari banyak negara seperti Arab, Qatar, Cina, Jerman, dan Australia. Â Mari kita sama-sama berharap dalam waktu minimal 10 tahun ke depan, Indonesia dapat menjadi negara yang perlahan mandiri menghasilkan inovasi EBT yang berkualitas dan tepat guna.Â
Selain dari faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas, terdapat aspek kunci yang memegang peran inti. Setelah infrastruktur dan kesenjangan digital secara perlahan ditingkatkan, urgensi kualitas SDM turut menjadi indikator penting.Â