Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sistem Penjurusan Dihapuskan, Maka Siswa Makin Bingung

24 Juli 2024   09:27 Diperbarui: 24 Juli 2024   13:40 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penjurusan di tingkat SMA resmi dihapus. Siswa tidak lagi memilih IPA, IPS, dan Bahasa sebagai kiblat utama konsentrasi belajar. 

Pertimbangan menghapus sistem penjurusan bisa dipahami karena sejalan dengan Kurikulum Merdeka Belajar yang mana siswa diperbolehkan memilih pelajaran apa yang ingin dikuasai. 

Namun, perubahan kurikulum ini menjadi masalah jika tidak disertai dengan kajian ilmiah lebih lanjut. 

Apakah murid mampu memilih mata pelajaran? Apakah murid mengetahui minat dan bakatnya? Apakah sekolah mengadakan tes minat bakat sebelumnya? 

Apakah guru sanggup mengontrol murid jika disesuaikan oleh basis minat bakatnya? Serta pertanyaan-pertanyaan lainnya yang perlu menjadi catatan penting sebelum diresmikan perubahan kurikulum. 

Dilansir dari tirto.id (diunggah 22 Juli 2024), praktisi pendidikan, Indra Charismiadji, menilai bahwa setiap perubahan kebijakan atau kebijakan baru perlu diiringi dengan adanya kajian akademik. 

Sayangnya, implementasi Kurikulum Merdeka yang akhirnya menghapus sistem penjurusan SMA tidak disokong dengan kajian yang ilmiah. 

Sebuah kebijakan yang dieksekusi tentunya perlu didasari oleh pertimbangan hal-hal khusus yang menjawab kebutuhan lapangan. Dari beberapa kanal berita online disampaikan bahwa dihapusnya sistem penjurusan dikarenakan sudut pandang stereotipe timbang sebelah yang melekat pada siswa dengan pilihan jurusan tertentu. 

Disampaikan bahwa siswa jurusan IPA memiliki pilihan lebih banyak dalam menentukan program studi saat kuliah nanti. Sedangkan, untuk jurusan IPS dan Bahasa lebih terbatas pilihan studi lanjut di perkuliahan. 

Stereotipe yang berkembang ini selanjutnya memengaruhi pandangan orangtua yang keuhkeuh anaknya memilih jurusan IPA sehingga menyebabkan terjadinya konflik pemilihan jurusan antara anak dan orangtua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun