Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengubah Kebiasaan Hidup Solusi Bertahan dalam Badai Inflasi

17 Juni 2024   13:07 Diperbarui: 17 Juni 2024   20:53 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inflasi dan kebutuhan finansial. Photo by Monstera Production via Pexels.com

Terjadinya inflasi merupakan suatu kenormalan dalam kondisi perekonomian. Inflasi tidak dapat dihentikan, tetapi dapat dikendalikan melalui kebijakan-kebijakan moneter dan perdagangan. Oleh sebab itu, masyarakat dalam suatu negara berisiko beradaptasi secara berkelanjutan terhadap tingkat inflasi. 

Berbicara tentang ekonomi, tidak melulu soal inflasi dan kondisi perekonomian nasional hingga dunia. Hal yang  lebih menarik untuk dibahas adalah mengenai bagaimana masyarakat dituntut untuk tetap bertahan di tengah harga biaya hidup yang melambung tinggi. Kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier menjadi sulit dipenuhi dikarenakan berbagai kebijakan-kebijakan yang dinilai memberatkan masyarakat. 

Sebagai konsekuensinya, masyarakat dipaksa berpikir kreatif mengupayakan usaha-usaha yang dibutuhkan guna menambah pundi-pundi uang serta menekan jumlah pengeluaran seminimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan hidup ekonomis. Apa itu sikap hidup ekonomis? 

Hidup ekonomis adalah melakukan perencanaan matang untuk menjaga kestabilan ekonomi dengan berdasar pada perhitungan yang tepat. Penerapan prinsip ini dapat dikaitkan dengan kegiatan membeli sesuai dengan kebutuhan dan tujuan. Sebaliknya, terlalu impulsif saat membelanjakan uang adalah contoh tidak ekonomis. Bisa dipahami bukan? 

Berikut ini adalah beberapa cara hidup ekonomis yang berkontribusi menjaga kestabilan keuangan Anda: 

1. Produce

Menghasilkan suatu produk fisik yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari adalah langkah selanjutnya. Hal sederhana yang bisa merealisasikannya adalah berkebun. Selain itu, Anda juga bisa menciptakan sesuatu dari barang yang mudah ditemukan di sekitar rumah.

Misalnya, menjahit sederhana celana atau pakaian untuk memperbaiki bagian yang rusak dibandingkan membeli baru. Hal ini membantu menghemat biaya pengeluaran Anda untuk kebutuhan yang lebih genting seperti kesehatan medis. 

Pada tahap memproduksi, keterampilan dasar tradisional dibutuhkan. Artinya, keterampilan hidup yang tidak bisa digantikan oleh mesin dengan teknologi canggih. Suka atau tidak, kehidupan masyarakat akan kembali berputar seperti roda mengikuti kebiasaan konvensional. 

Ilustrasi komunitas taman di Amerika via www.soils.org
Ilustrasi komunitas taman di Amerika via www.soils.org

Salah satu contoh konkret penerapannya adalah Community Gardens di Amerika yang dapat diikuti oleh anak hingga lansia. Komunitas ini bertujuan membangkitkan kembali kegiatan berkebun dengan membuka lahan di area layanan publik seperti sekolah, rumah sakit, dan kompleks perumahan. Banyak bibit yang dibudidayakan seperti bunga dan sayur mayur. Komunitas ini dapat ditemukan di wilayah perkotaan, pinggiran kota, hingga pedesaan. 

2. Reduce

Strategi selanjutnya sebagai upaya bertahan saat inflasi terjadi adalah mengurangi penggunaan kebutuhan sehari-hari seperti energi listrik, air, dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah biaya pengeluaran bulanan yang membengkak. 

Jika biasanya Anda peminat membeli barang berdasarkan brand tertentu, maka mulailah beralih menggunakan produk lokal atau jenis lain yang umumnya digunakan masyarakat dengan harga lebih terjangkau. Meningkatkan daya beli produk lokal selain menghemat pengeluaran juga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. 

Ilustrasi perencanaan keuangan. Photo by Bich Tran via Pexels.com
Ilustrasi perencanaan keuangan. Photo by Bich Tran via Pexels.com

Selain itu, Anda juga perlu melakukan perencanaan ulang keuangan Anda guna mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dengan menyusun daftar skala prioritas kebutuhan bulanan dan tahunan.

Dengan demikian, Anda masih bisa menyisihkan sisa uang untuk ditabung  sebagai persiapan menghadapi situasi tidak terduga di masa depan. 

3. Reselling

Ilustrasi reselling barang bekas. Photo by Andrea Piacquadio via Pexels.com
Ilustrasi reselling barang bekas. Photo by Andrea Piacquadio via Pexels.com

Menjual kembali barang yang jarang atau sudah tidak terpakai. Pakaian masih layak pakai, sepatu, tas, dan peralatan fashion lain yang sekiranya jarang terpakai dapat menjadi pilihan Anda untuk dijual kembali.

Anda hanya perlu kreatif memotret gambar barang yang cantik agar menarik perhatian pembeli. Tren barang preloved dan second-hand memiliki daya tarik dan kluster target pasarnya tersendiri. Dengan bermodalkan foto outfit of the day yang menarik dan fashionable, kemungkinan Anda lebih tinggi berhasil menjual kembali barang fashion Anda. 

Dengan melakukan reselling berarti Anda telah menerapkan prinsip ekonomis yaitu mengurangi kuantitas barang yang dikategorikan tidak terpakai.

Hal ini juga membantu Anda untuk memilah kembali barang yang tidak terpakai serta memberikan ruang untuk restock barang fashion baru yang sedang naik daun. Selain barang fashion, Anda juga bebas mengakomodir jenis barang lain di rumah Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun