Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Murid

4 Juni 2024   23:01 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:30 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil berkapasitas 1000cc pada akhirnya bisa mengalami kemogokan di tengah perjalanan. Penyebabnya bisa karena banyak faktor seperti kurang perawatan mesin dan kehabisan bensin. Hal yang sama pula dapat terjadi pada murid. Sebagai objek utama dalam proses belajar, ada masanya dimana mereka mengalami mogok belajar. Kelelahan, tidak mampu memahami kompleksitas pelajaran, proses pembelajaran yang kurang menarik, menurunnya minat belajar, dan kehilangan tujuan belajar menjadi beberapa penyebab umum yang menandakan murid mengalami masalah motivasi belajar. 

Guru pun dibuat sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kompetensi yang ingin dicapai menjadi tidak mungkin, saat para murid tidak siap menerima pelajaran. Hal ini membuat guru terpecah fokusnya antara meningkatkan motivasi belajar murid dan mengejar tuntutan pencapaian kompetensi belajar. Pada akhirnya, guru perlu menuntaskan terlebih dahulu masalah motivasi belajar supaya para murid mampu fokus di sekolah. 

Permasalahan motivasi belajar menjadi salah satu beban mengajar bagi guru. Namun, masalah ini bukan berarti menjadi tanggungjawab guru seorang. Peran aktif dari keluarga, sekolah, dan murid menjadi kunci penting meningkatkan motivasi belajar. Kolaborasi epik antara ketiganya mampu mengembangkan peran komunitas di lingkungan murid yang berpotensi mengaktifkan mesin belajarnya. 

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat menjadi strategi guru meningkatkan motivasi belajar murid: 

1. Mengubah konsep belajar 

Konsep belajar yang monoton akan membuat murid merasa jenuh dengan sekolah. Keseharian datang ke sekolah hanya akan menjadi rutinitas yang tidak berarti bagi mereka. Konsep belajar yang membiasakan murid hanya sekedar duduk, mendengar, dan mengerjakan tugas harus diubah. 

Mengingat banyaknya kebutuhan belajar mengharuskan murid untuk memproses berbagai informasi yang padat. Namun, penting pula memberikan waktu istirahat bagi otak untuk dapat bekerja dengan baik dalam memproses informasi. Selain waktu istirahat, guru dapat menyelingkan proses belajar dengan sesi diskusi mengenai hal-hal ringan yang sedang happening dibicarakan seperti berita yang sedang viral, kabar olahraga, film terbaru, dan lain sebagainya. 

Hal ini dimaksudkan agar murid mendapatkan ruang untuk membagikan informasi yang ia miliki, sehingga ia tidak hanya sekedar menerima. Meskipun mungkin kedengarannya tidak berhubungan dengan pelajaran yang disampaikan, tetapi guru dapat mengarahkan murid untuk memberikan solusi atas topik permasalahan yang ia sampaikan. Dengan demikian murid tidak hanya belajar menjabarkan informasi namun juga memberikan solusi terhadap penyelesaian masalah. Selain itu, murid juga akan merasa lebih didengarkan pendapatnya. 

2. Jadilah guru yang santai dan serius

Sebagai guru yang dipeningkan pada kesibukan yang hectic di pagi hari cenderung membuat mereka menjadi pengajar yang buru-buru dan bergerak cepat. Sehingga ada banyak hal penting yang terabaikan dalam proses membangun hubungan ikatan dengan murid. 

Motivasi belajar murid bergantung juga dari gurunya. Ada murid yang menjadi malas-malasan belajar karena guru yang tidak tolerir atau menurutnya kurang menyenangkan. Sebaliknya, semangat belajar murid turut meningkat saat guru mampu menciptakan atmosfer belajar yang rileks dan menyenangkan. Suasana kelas yang adalah tempat belajar murid sangat bergantung terhadap pembawaan guru saat melangkah masuk ke dalam ruangan. 

Oleh karena itu, sebagai guru penting untuk membedakan momen dimana ia harus santai dan serius. Tentu keduanya harus berjalan seimbang dan tidak berat sebelah. Guru yang terlalu santai akan berdampak pada penyampaian materi pelajaran yang tidak tercapai. Sedangkan, guru yang terlalu serius malah akan membuat murid dan dirinya sendiri terjebak dalam kepenatan. 

3.  Sering mengulang tujuan hidup

"Aku ingin menjadi pebisnis sukses"

"Aku ingin menjadi news anchor dan jurnalis handal" 

" Aku ingin menjadi dokter"dan lain sebagainya .... 

Strategi ini mungkin dinilai kuno dan tidak relevan, khusunya apabila diterapkan kepada murid remaja. Secara spesifik, mengulang tujuan hidup setiap hari merupakan hal kekanak-kanakan. Namun, jika diingat kembali semangat belajar murni terjadi pada pendidikan usia dini. Pemikiran kita belum terkontaminasi dengan banyak penilaian di lingkungan sehingga niat, semangat, dan cita-cita pada era masa kecil lebih tulus dan terjadi secara natural.  

Bagaimana mengulang tujuan hidup dapat meningkatkan motivasi? Para murid, khususnya yang berada di tingkat sekolah menengah, sudah mampu menetapkan tujuan hidupnya di masa depan. Apa yang ingin dia lakukan saat dewasa nanti? Apa definisi sukses baginya? Mempunyai mobil mewah, memiliki rumah pribadi dua lantai, mengembangkan bisnis dengan minimal 100 karyawan, melanjutkan pendidikan ke luar negeri, sering melakukan perjalanan bisnis, dan lain sebaginya. 

Mengajak murid melakukan visualisasi atas kesuksesan yang ingin dicapai dapat membantu meningkatkan motivasi belajar. Setelah menetapkan tujuan-tujuan besar, selanjutnya dirincikan menjadi tujuan-tujuan realistis yang bisa dengan mudah tercapai dalam waktu dekat. Misalnya, jika ingin menjadi dokter maka murid fokus memperkuat nilainya pada mata pelajaran biologi dan kimia. Jika ingin menjadi jurnalis, maka murid disarankan memperdalam keterampilan bahasa indonesia dan bahasa asing khususnya dalam aspek berbicara, menulis, dan wawancara, begitu seterusnya.  

Peran guru dalam hal ini tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga konselor pendidikan bagi pemantapan karir murid sebagai persiapan mereka menuju masa depan. Dengan mengaplikasikan strategi yang dijelaskan, guru mendorong murid untuk fokus pada apa yang ingin dicapai di masa depan dan kunci untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menamatkan pendidikan dengan hasil yang cukup sesuai kebutuhannya dimasa depan. 

4. Student's Cheering Team

Menyemangati murid pada setiap kelebihan dan pencapaian kecil, meskipun sederhana tetapi bernilai. Mungkin saja apresiasi kecil yang disampaikan oleh guru akan berbekas dan menjadi sumber semangat saat murid mengalami masa sulit. Dalam hal ini, guru menyamaratakan segala pencapaian murid adalah hal yang sama secara akademik dan non-akademik. Penghargaan moral kepada murid akan berkontribusi secara positif pada pembentukan identitas diri dan rasa berharga terhadap dirinya sebagai pribadi.

Pada intinya, guru menjadi pendamping utama yang menemani murid berproses di sekolah. Guru yang tidak semata berfokus pada hasil, tetapi melihat dan mengapresiasi perkembangan sekecil apapun yang berhasil dicapai oleh murid. Hal ini penting disadari bahwa murid berhak mendapatkan perlakukan dihargai dan dibimbing saat melakukan kesalahan. 

5.  The world is in your hand

Setiap murid memiliki dunianya sendiri. Artinya, mereka memiliki preferensi masing-masing terkait apa yang ingin dikerjakan dan bagaimana cara mencapainya. Sebagai guru dan orangtua, ada batasan khusus yang dibuat oleh murid untuk melindungi dunianya tersebut. Entah secara sengaja atau tidak, kita terlibat didalamnya secara langsung ataupun tidak langsung. 

Peran kita disini hanyalah sebagai pengawas yang bertanggungjawab memberi peringatan diawal tentang konsekuensi yang mungkin terjadi dimasa depan dengan segala pilihan yang dibuat oleh murid. Selanjutnya, murid yang memutuskan apa yang akan dia lakukan dihidupnya. Karena pada akhirnya, mereka lah yang menjadi kunci utama motivator bagi dirinya sendiri. 

Daripada melarang secara terus-menerus tanpa memberikan penjelasan yang berarti. Alangkah indahnya, guru membagikan kisah pengalaman hidupnya yang relevan dengan pengambilan keputusan murid. Hal ini akan berguna bagi murid melakukan evaluasi sebelum mengambil dan eksekusi keputusan-keputusan besar dalam hidupnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun