Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pertemanan Sehat Remaja Zaman Now, Sudah Tahu Resikonya?

18 Mei 2024   14:45 Diperbarui: 18 Mei 2024   21:30 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa remaja adalah waktu penting dimana anak mulai mengembangkan hubungan pertemanan mendalam. Pada masa ini pula, mereka sudah mampu membedakan hubungan yang bermakna bagi dirinya. Pemilihan siapa yang boleh dan tidak boleh ditemani menjadi lebih spesifik, termasuk juga hal apa saja yang boleh dibagikan. 

Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan untuk diterima dan diakui oleh kelompok merupakan hal yang ingin dicapai oleh remaja. Maka dari itu, tidak jarang mereka berani melakukan hal-hal sukarela agar supaya mendapatkan penerimaan itu. Meskipun peran keluarga menjadi penentu penting seorang remaja terlibat dalam pertemanan yang sehat, tetapi remaja sendiri secara pribadi memiliki peran krusial yang menentukan kualitas hubungan pertemanan yang dijalaninya. 

Berkaitan dengan tujuan tersebut, maka artikel ini akan membahas mengenai pertemanan sehat pada remaja di era sekarang serta resiko yang mengikutinya jika dikaitkan dengan karakteristik remaja modern. 

Karakteristik Remaja Menurut Para Ahli

Menurut Santrock (2007), remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa karakteristik remaja adalah  mengalami pergolakan secara internal dan eksternal akibat dari perubahan-perubahan yang mereka alami. 

Empat tahun sebelunya, Santrock mengemukakan teori yang menjelaskan dengan lebih spesifik mengenai karakteristik remaja. Menurutnya, ciri-ciri yang tampak pada remaja adalah pertumbuhan fisik yang pesat, kesadaran diri tinggi, dan dorongan kuat untuk mencoba sesuatu yang baru. 

Pada era modern yang serba dimudahkan dengan teknologi, perkembangan remaja turut dipengaruhi. Remaja pada era modern mengalami perkembangan lebih cepat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kemudahan mengakses dan memeroleh informasi secara instan menyebabkan proses belajar remaja modern lebih maju. 

Dalam kaitannya dengan hubungan pertemanan, remaja modern dengan atau tanpa disadari mengalami dilema dalam memanfaatkan teknologi untuk mempertahakan pertemanan yang sehat atau terjebak dalam toxic friendship.

Pertemanan Sehat 

Suatu hubungan pertemanan yang sehat terjadi ketika sesama remaja saling mendukung ke arah yang menguntungkan. Dalam prosesnya justru tidak menghindari terjadinya perdebatan dan pertengkaran kecil. Namun, mereka mampu mencari solusi bersama untuk menyelesaikan persoalan dengan dasar saling percaya dan menghargai satu sama lain. 

Melalui hubungan pertemanan sehat, remaja akan mengembangkan rasa percaya dalam komitmen dengan orang lain, yang dimulai dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, bagaimana remaja mengatasi konflik dalam pertemanannya berguna sebagai pelajaran berharga sebelum masuk pada jenjang hubungan yang lebih rumit di masa dewasa seperti pacaran atau menikah. 

Seorang tokoh psikologi, Erikson (1968) mengatakan bahwa persahabatan akan berdampak terhadap jati diri individu yang berada pada tahap perkembangan sosial intimacy  dan isolation. 

Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan pertemanan yang sehat akan sangat bermanfaat bagi perkembangan sosial emosional remaja. 

Di sisi lain, karakteristik remaja yang identik dengan eksperimental membawa resiko tersendiri terhadap hubungan pertemanan tersebut. Seperti apa maksudnya? Akan dijelaskan lebih lanjut.  

Manfaat Pertemanan Sehat

Manfaat utama dari pertemanan sehat adalah menghadirkan lingkungan yang aman dan nyaman terhadap remaja bersosialisasi. Mereka mendapatkan tempat serta kesempatan untuk mengekspresikan diri apa adanya, tanpa merasa terancam. Remaja belajar mengenal loyalitas dalam menjaga hubungan pertemanan. Mereka juga mungkin belajar mengelola perasaan marah, kecewa, frustasi, dan emosi rumit lainnya yang muncul dalam pertemanan. 

Disisi lain, pertemanan sehat dapat pula meningkatkan kualitas hidup remaja dalam aspek berbeda seperti meningkatkan prestasi sekolah, rasa percaya diri, meningkatnya rasa berharga diri, serta menemukan identitas diri termasuk nilai-nilai dalam lingkungan sosial di luar keluarga.

Resiko dan Tantangan Pertemanan Sehat

Namanya berteman melibatkan hubungan antara dua atau lebih orang. Namun, sifat personal akan tetap memengaruhi proses tersebut. Salah satu resiko yang dihadapi remaja dalam pertemanan sehat adalah tekanan. Tekanan yang didapatkan dari kelompok sebaya untuk melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan prinsip keyakinannya. 

Disinilah remaja mengalami dilema. Memilih dan mengambil keputusan mengenai apa yang harus ia lakukan. Tekanan yang dimaksud tidak selalu berarti menyimpang dari norma dan nilai sosial. Melainkan, poin yang lebih penting adalah melawan nurani hatinya. Tekanan yang diperoleh dari kelompok sebaya menimbulkan kecemasan pada remaja untuk pro atau kontra terhadap kelompok pertemanan yang diikuti.

Unsur sosial dan budaya juga memainkan peranan penting dalam resiko lainnya dalam pertemanan sehat. Pada akhirnya ada dua kemungkinan resiko yang dihadapi, yaitu remaja ditolak karena nilai prinsipnya tidak sesuai dengan yang dianut kelompok atau remaja kehilangan prinsipnya dan mengikuti tekanan dari kelompok. 

Melihat perkembangan remaja saat ini, dengan maraknya kenakalan remaja menjadi ancaman serius terhadap pertemanan sehat. Oleh karena itu, agar remaja dapat mempertahankan hubungan pertemanan sehat, maka mereka ditantang untuk berani menetapkan batasan dan menolak setiap tuntutan yang dirasakan tidak sesuai dengan kapasitasnya. 

Toh, tidak ada salahnya mengeluarkan diri dari lingkungan pertemanan yang mengarah pada sesuatu yang merusak (toxic). Namun, perlu dipahami pula bahwa tidak semudah itu bagi remaja untuk mengeluarkan diri karena rasa kesepian dan keterasingan dapat mengancam kondisi mentalnya. 

Oleh karena itu, pendampingan dari orangtua dan orang dewasa lainnya terhadap remaja sangatlah penting untuk membimbing mereka memilah lingkungan pertemanan sehat dan tidak sehat. Sekian.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun