Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

4 Sekawan Kampung Sukameriah

17 April 2024   14:02 Diperbarui: 17 April 2024   14:04 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat mereka sedang bersantai tiba-tiba terdengar suara perempuan merintih kesakitan. Mereka pun sigap bangun dan mencari sumber suara tersebut. Mereka terkejut saat menemukan seorang wanita tampak  tak asing sedang terduduk di jalanan sambil memegang perut kesakitan.

"Itu Teh Lina. Cepetan bantu", seru Ice sambil berlari menyambangi wanita tersebut. "Tolong bawa ke Bidan Atun. Kayaknya Teteh sudah mau melahirkan ini. Cepetannn udah ga kuatt", ucap Teh Lina dengan suara terperogoh karena menahan sakit.
Mereka berempat pun menggotong Teh Lina menuju rumah Bidan Atun sambil teriak menghebohkan kampung. "Bi Atun, Bi Atun .... Teh Lina mau melahirkan".

Memasuki rumah Bidan Atun, mereka menggeletakkan Teh Lina di ruang tamu. Kursi dan meja yang tidak perlu disingkirkan dari tengah ruangan. Karena tidak ada waktu lagi, maka terpaksa mereka lah yang menjadi asisten Bidan Atun dalam membantu persalinan Teh Lina.

Kira-kira 15 menit persalinan, anak Teh Lina lahir dengan selamat dan sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Bi Atun kemudian berkata, "apa yang sudah kalian lakukan hari ini adalah gambaran bagaimana proses kelahiran kalian 19 tahun silam", sambil tertawa kecil.  

Teh Lina yang masih terbaring lemas, dengan sisa tenaganya yang belum sepenuhnya pulih.  Teh Lina berkata, "sebagai tanda ucapan terima kasih, Teh Lina akan menamai nama panggilan anak ini "Bi" (penyebutan inisial B dalam bahasa inggris) sampai nanti akan diberikan nama lengkap oleh Ayahnya". Sejak hari itu, Adik Bi yang baru lahir, secara resmi menjadi anggota kelima dari geng 4 sekawan.

Bimo, Beni, Bara, dan Beatrice menjadi sangat perhatian kepada Bi karena mereka berempat tidak memiliki saudara. Adik Bi sudah dianggap sebagai adik bungsu mereka. Kini markas tempat mereka berkumpul tidak hanya di Pos Asgil. Rumah Teh Lina menjadi markas kedua tempat mereka berkumpul di siang hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun