Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Pendidikan Vokasi Dalam Pemetaan Karir Anak Bangsa

4 April 2024   11:58 Diperbarui: 5 April 2024   01:37 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Roxanne Minnish: https://www.pexels.com/photo/student-in-goggles-sitting-by-table-in-classroom-17894335/ 

Pendidikan vokasi adalah sarana jalur pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keterampilan anak Indonesia memasuki dunia kerja. 

Perpres Nomor 68 Tahun 2022 dengan jelas tertulis perencanaan akselerasi pendidikan vokasi guna menghasilkan SDM unggul di masa depan. Terdesaknya akselerasi revitalisasi pendidikan vokasi tersebut dipengaruhi langsung oleh perkembangan budaya industri 4.0 yang mengancam sebagian besar pekerjaan manusia akan tergantikan mesin. 

Oleh sebab itu, melalui pendidikan vokasi yang berfokus pada kegiatan industri kewirausahaan, program-program lain seperti magang/praktik guru, penyusunan kurikulum, hingga project based learning diharapkan dapat mempersiapkan generasi bangsa agar mampu adaptif saat usia produktif tenaga kerja. 

Sayangnya, peminat pendidikan vokasi terhitung sedikit dibandingkan pendidikan formal lain. Hal ini dikarenakan sebagian besar masih mementingkan ijazah yang diperoleh dari jenjang pendidikan tinggi. Mengatasi hal ini, Pemerintah telah mencanangkan sertifikasi pendidikan vokasi yang dapat diakui di dunia kerja. Anda hanya tinggal mendaftar pada lembaga yang diakui oleh Pemerintah. 

Kelebihan dari pendidikan vokasi yaitu dinilai menjanjikan karena sistem belajarnya lebih mengutamakan praktik daripada teori. Individu dapat belajar langsung (learning by doing) mengenai pekerjaan yang ingin mereka tekuni, sekaligus membantu memilih preferensi karir.

Bidang terapan yang ditawarkan didasarkan pada kebutuhan pasar kerja sesuai perkembangan zaman. Hingga saat ini terpantau bidang industri mesin, teknologi, pangan, kuliner, desain, fashion, tekstil, pariwisata, dan lain sebagainya telah diberikan di jenjang SMA/SMK dengan format berbeda. 

Pada jenjang kuliah, beragam universitas menawarkan jalur pendidikan vokasi dalam bentuk Program Diploma. Berbeda dengan Program Sarjana yang cakupan bidang ilmu dipelajari secara umum, Program Diploma memiliki keunikannya sendiri. Individu yang menempuh Program Diploma dapat memilih spesifikasi bidang terapan yang ingin dikuasai sehingga fokus pengalaman praktik pada bidang tersebut lebih kaya dan mendalam dibandingkan Program Sarjana.   

Photo by Roxanne Minnish: https://www.pexels.com/photo/student-in-goggles-sitting-by-table-in-classroom-17894335/ 
Photo by Roxanne Minnish: https://www.pexels.com/photo/student-in-goggles-sitting-by-table-in-classroom-17894335/ 

Selain Indonesia, negara lain yang menerapkan pendidikan vokasi adalah Jerman. Pemerintah Jerman menunjukkan keseriusannya terhadap pilihan jalur pendidikan bagi remaja bahkan dari sebelum kuliah.

Dilansir dari VOA, masalah yang sama juga terjadi di Jerman dan beberapa negara wilayah Eropa. Tantangan menempuh pendidikan vokasi datang dari preferensi orangtua yang secara khusus lebih mendukung anaknya melanjutkan pendidikan tinggi.

Sedangkan, tidak semua anak memiliki kenyamanan belajar teori di dalam kelas dan lebih menikmati hands-on activities yang bisa terpenuhi melalui pelatihan vokasi. 

Data statistik negara di benua biru seperti Jerman dan Denmark juga menunjukkan rendahnya minat anak mengikuti pendidikan vokasi. Menghadapi hal tersebut diputuskan untuk diperkenalkan ragam jenis pekerjaan kepada anak mulai dari usia 6 dan 10 tahun.

Selain itu, diperbanyak program internship dan kesempatan kerja kepada anak untuk mencoba berbagai karir. Misalnya, bekerja di market untuk mempelajari bidang sales marketing dan mengajar di jenjang sekolah berbeda dalam periode waktu tertentu.

Salah satu program yang diterapkan adalah Apprenticeship yaitu pengalaman kerja yang menggabungkan sistem magang dan on the job training. Anak tidak hanya sekedar magang, tetapi secara penuh mendapatkan pelatihan kerja sesuai dengan posisinya di perusahaan. Selain mendapatkan upah, mereka juga mendapat kesempatan dimentori langsung oleh karyawan berpengalaman. 

Source: inews.id
Source: inews.id

Nadiem Makarim dalam sebuah wawancara  mengakui bahwa kelemahan pendidikan vokasi di Indonesia terlihat pada kualitas lulusan yang dinilai belum sepenuhnya menjawab kebutuhan industri. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti kurikulum vokasi, kualitas kompetensi guru, urgensi jumlah guru vokasi, minim investasi sarana prasarana, dan kurangnya kolaborasi sekolah dengan lembaga negara dan/atau swasta. 

Tantangan lain yang tidak kalah penting adalah paradigma dalam masyarakat yang masih mengedepankan gengsi gelar dibandingkan keterampilan kerja. Padahal, relevansi kompetensi lulusan program vokasi lebih dibutuhkan dalam dunia kerja karena lebih kaya pengalaman praktik lapangan. 

Mengingat pentingnya pendidikan vokasi untuk menghasilkan SDM berkualitas di masa depan, maka sangat perlu mendapatkan perhatian serius  dari semua pihak. 

Pemerintah perlu menggencarkan sosialisasi program pendidikan vokasi, berikut diikuti dengan pendanaan pembukaan prodi berkelanjutan. Institusi lembaga pendidikan vokasi pun perlu mengembangkan kurikulum guna menghasilkan kualitas lulusan yang daya guna tepat sasaran. Lembaga negara dan swasta yang bekerja sama menyediakan program magang dituntut memberikan pendampingan menyeluruh, dan lain sebagainya. 

Peran sekolah yang mendapatkan kebebasan untuk menyusun Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) melalui kurikulum merdeka juga wajib memikirkan pendidikan vokasi sejak awal. Khususnya pada level pendidikan non-kejuruan. Mengapa? Karena pembelajaran praktis tentang ragam pekerjaan membantu anak memetakan karir sejak dini yang kemudian dapat berlangsung hingga usia kuliah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun