Setelah dua bulan berlibur, akhirnya saya kembali lagi ke blog kompasiana.
Ternyata selama libur beberapa waktu berefek pada kesulitan mencari topik yang ingin dijadikan bahan tulisan. Syukurlah ada fitur topik pilihan yang menyajikan konten menarik sesuai dengan topik yang akhir-akhir ini dibahas luas. Oleh karenanya, penulis baru mengetahui bahwa topik mindful eating sedang ramai mencuri perhatian.
Dalam ilmu Psikologi Positif, konsep mindful sendiri diartikan sebagai "proses menyadari secara utuh aktivitas apa yang sedang dikerjakan serta melibatkan pengalaman fisik dan emosional". Sebagai contoh, merasakan tarikan dan hembusan nafas secara benar, termasuk merasakan pergerakan otot-otot organ dalam dada. Contoh lainnya, menyadari saat mata berkedip. Nyatanya, aktivitas-aktivitas sederhana diatas sering tidak kita sadari pergerakannya karena tubuh telah secara otomatis melakukannya. Ini adalah bukan contoh mindful.
Untuk mencapai mindfulness tidaklah mudah. Terdapat beberapa olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan mindfullness, seperti yoga dan meditasi. Tujuannya adalah memfokuskan seluruh pikiran kedalam diri, sehingga terbangun rasa kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik secara biologis maupun psikologis.
Selain olahraga, cara meningkatkan mindfulness adalah dengan mengontrol makanan yang dikonsumsi. Mindful eating dapat diartikan sebagai menggunakan seluruh sensasi fisik dan emosional untuk menikmati makanan yang tersaji. Misalnya, saya senang makan coklat kacang mete karena rasa manisnya yang pas dibalut renyahnya kacang mete saat digigit.
Konsep mindful eating sebenarnya telah diterapkan dalam pembuatan iklan makanan. Dimulai dengan demonstrasi bahan-bahan makanan, cara pembuatan, visualisasi komposisi warna serta tekstur makanan, hingga cara menyantap dengan tambahan suara krenyes krenyes yang menambah sensasi kelezatan.
Hal-hal sederhana yang pernah atau sering dilakukan dan menunjukkan mindful eating adalah :
1. Mempertimbangkan faktor internal dan eksternal seperti kebersihan makanan, kebersihan dapur, kebersihan tempat makan, dan bahan makanan mentah yang masih segar.
2. Pengalaman sensasi rasa makanan ketika masuk dalam tubuh.
3. Pengalaman sensasi fisik setelah selesai makan.
4. Sisi estetik makanan seperti warna bahan makanan, tekstur, bau, dll.
5. Rasa syukur dan senang atas makanan tersebut juga meningkatkan mindfullness.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI