Saat ini sudah semakin banyak peralatan elektronik canggih yang dirancang untuk mempermudah kegiatan sehari-hari di rumah (chores). Namun tetap saja selama listrik masih berbayar, penghematan energi wajib diajarkan kepada anak sejak dini.Â
Apalagi anak-anak yang sejak lahir telah dibiasakan dengan berbagai perangkat teknologi tersebut. Selain mengajarkan mereka untuk saving budget, menghemat energi secara khusus dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran menyelamatkan bumi yang sudah semakin tua.Â
Kelangsungan hidup anak-anak kita di masa depan bergantung dari bagaimana mereka menjaga keberlanjutan lingkungan fisik. PBB sendiri telah menyuarakan hal ini dalam 17 strategi pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Green Parenting yang dihadirkan sebagai himbauan kepada orangtua untuk mendorong kesadaran anak-anak akan pentingnya menjaga keasrian lingkungan.Â
Berikut ini adalah beberapa saran kegiatan interaktif orangtua dan anak sekaligus mengembangkan kesadaran berhemat energi sejak dini:
1. Minimalisir penggunaan air mengalirÂ
Anak-anak senang main air untuk pemenuhan kebututuhan sensorinya. Namun, jika tidak dikontrol maka penggunaan air seacara berlebihan dapat menjadi kebiasaan. Misalnya kegiatan cuci piring bersama. Anak yang baru belajar cuci piring cenderung fokus hanya pada kebersihan piring dan mengabaikan penggunaan jumlah air. Bahkan mungkin ia belum memahami konsep hemat air.Â
Oleh karena itu, bisa diajarkan tahapan seperti membasahi alat makan, matikan keran, gosok sabun, nyalakan keran, bilas. Hal yang sama juga bisa diterapkan saat anak mandi yaitu basahi badan 2-3 gayung, gosok sabun/shampo, bilas badan hingga bersih kira-kira 5-7 gayung. Bagi rumah yang menggunakan shower, penggunaan air tetap perlu dikontrol misalnya dengan penetapan waktu mandi anak maksimal 15 menit.Â
2. Scavenger huntÂ
Permainan scavenger hunt juga bisa dikreasikan sedemikian rupa untuk mengajarkan anak tentang hemat energi. Misalnya, scavenger hunt sebelum tidur adalah mencabut colokan dan matikan saklar lampu yang tidak terpakai dimulai dari kamar tidur pribadi anak. Kemudian perlahan menyebar ke seluruh bagian rumah.Â