Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Remehkan Skill Gen Z dan Generasi Setelahnya

24 Oktober 2023   17:18 Diperbarui: 28 Oktober 2023   17:00 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Para pencari kerja memadati lokasi bursa kerja. (Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO)

Setiap generasi memiliki ciri khasnya sendiri. Karakter, cara berpikir, motivasi, kepribadian, dan usaha  untuk mencapai sesuatu pun berbeda. 

Uniknya, setiap generasi cenderung menilai kekurangan dan kelebihan dari generasi yang berbeda dengannya. 

Terkadang rasanya seperti terjadi permusuhan dikarenakan banyak perbedaan yang menjembatani mereka. Misalnya perbedaan generasi orangtua-anak, atasan-pekerja, guru-murid, dan lain sebagainya.

Berbagai perbedaan tersebut jika tidak dikomunikasikan dengan baik, maka akan sulit mencapai pemahaman di titik yang sama. 

Akibatnya, rawan terjadi perbedaan pendapat dan pandangan tentang banyak hal yang berdampak pada hubungan kerjasama tidak sehat. Padahal generasi muda tidak lebih buruk dari apa yang dipikirkan oleh generasi usia matang dan sebaliknya. 

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, anak-anak gen z dan setelahnya diperkirakan lebih inovatif, kreatif, dan memiliki problem solving lebih baik. 

Photo by Polina Tankilevitch: https://www.pexels.com/
Photo by Polina Tankilevitch: https://www.pexels.com/

Hal ini dikarenakan mereka difasilitasi oleh teknologi modern dan perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih komprehensif, sehingga adaptasi kultur mereka pun menjadi relevan dengan perkembangan zaman. 

Misalnya, pengalaman sebagai konten kreator yang sangat dibutuhkan sebagai marketing produk ke publik. Konten kreator saat ini dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa ada batasan usia asalkan memiliki followers dan engagement tinggi di sosial media. 

Perbedaan kultur ini lah yang membuat generasi milenial dan sebelumnya tidak memungkiri bahwa sangat membutuhkan tenaga kerja gen-z. 

Karakteristik lainnya yang mumpuni dari gen-z adalah terkait dengan soft skill seperti keterampilan public speaking, open minded, dan toleran terhadap perbedaan. 

Gen-z membutuhan lebih banyak ruang dan kesempatan untuknya mengekspresikan diri, ide, dan gagasan. Mereka tidak suka dikekang oleh banyak aturan yang mengikat. Dominansi oleh generasi sebelumnya hanya akan membelenggu. 

Meskipun mereka dapat menunjukkan sikap toleran terhadap hal tersebut yaitu mau mendengarkan dan memahami. Namun, dilansir dari survei yang dilakukan oleh Kronos Incorporated (2019)  keunikan gen-z adalah tidak bisa bekerja dalam keadaan terpaksa.  

Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/
Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/

Kepekaan gen-z terhadap isu sosial dan lingkungan lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan sejak belia, mereka telah terbiasa mengakses informasi secara global melalui gadget. 

Gen-z mahir memanfaatkan keuntungan tersebut yang dipadukan dengan perkembangan trend untuk menghasilkan sebuah karya yang mempersuasi publik. 

Inilah keunggulan gen-z yang patut diapresiasi sebagai keterampilan pekerja. Ditengah kemelutan generasi pendahulu dengan tantangan teknologi, gen-z hadir memberikan solusi dan edukasi digital. 

Transformasi zaman tentu melibatkan sisi positif dan negatif. Dibalik kelebihan gen-z dalam hal keterampilan digital, terdapat sisi lain yang rawan yaitu kesehatan mental.

Gen-z cenderung dipandang cepat mengeluh dan kurang mampu bekerja dibawah tekanan. Tidak heran karena mereka tumbuh pada era serba instan dan praktisnya fasilitas yang mempermudah pemenuhan kebutuhan. 

Kecenderungan sakit mental ini dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap dunia kerja yang tidak sesuai dengan harapan. Disinilah peran generasi pendahulu dibutuhkan untuk merangkul dan mengayomi mereka dalam masa-masa sulit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun