Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belum Punya Anak Kok Sok Tahu?

1 Oktober 2023   23:12 Diperbarui: 1 Oktober 2023   23:58 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya semangat kerja di bidang sosial, secara spesifik pada pendidikan anak usia dini memiliki banyak cerita suka dan duka. Umumnya, termotivasi oleh minat berinteraksi dengan anak kecil, menanggapi kelucuannya yang menghibur, dan banyak perilaku lainnya yang mindblowing. Hingga tiba di satu titik yaitu mengambil keputusan untuk terlibat dalam proses mendidik dan memanusiakan mereka. Imbalannya apa? Pujian juga jarang didapatkan. Membantu kestabilan finansial pun tidak menjamin. Namun, secara pribadi yang saya dapatkan adalah perasaan puas dan bangga ketika anak-anak tersebut berhasil dalam hidupnya. Sangat klise, tapi itulah kenyataannya. 

Beberapa kali sudah mendapatkan pertanyaan seperti judul diatas. Mungkin ada diantara pendidik yang membaca artikel ini pernah terlintas dalam pikiran hal yang sama. Perlu dipahami bahwa pembahasan dalam artikel ini bukan untuk memojokkan pihak tertentu, melainkan hanya mengungkapkan perasaan tanggung jawab sebagai tenaga dan penggiat pendidikan yang terlibat langsung dalam proses tumbuh kembang anak. 

Photo by Ksenia Chernaya: https://www.pexels.com
Photo by Ksenia Chernaya: https://www.pexels.com

Jika ada yang bertanya apa pekerjaan berdasarkan panggilan hati? Jawaban saya adalah guru dan pengajar (secara umum). 

Selain karena kami suka membagikan ilmu dan hal baik kepada anak-anak, tetapi kami juga sadar bahwa dari kamilah akan terlahir generasi bangsa yang berkualitas. Bersama dengan orangtua, kami telah menjadi bagian dalam perjalanan kehidupan anak-anak. Mungkin kami tidak akan bisa terus bersama hingga mereka dewasa. Namun, tahun-tahun berharga mereka bersekolah telah menjadi kenangan tersendiri dalam memori kami. 

Mengapa sebegitunya peduli pada anak-anak? 

Ibarat bibit tanaman yang tidak bagus, tentu tidak akan menghasilkan tumbuhan yang indah. Bibit tersebut harus dirawat, diamati, dan dilindungi dari serangga-serangga jahat. Sama seperti anak-anak. Mereka adalah bibit-bibit yang masih perlu dibimbing dan diarahkan secara penuh oleh guru di sekolah. Jika ada kesalahan sedikit saja, maka akan mempengaruhi hidup mereka ke depan. Tanggung jawab inilah yang bersedia diambil dan dipikul oleh guru dan pengajar PAUD. 

Guru dan pengajar hanya menghabiskan waktu beberapa jam bersama anak-anak. Namun, selama itu pula kami berusaha untuk tetap fokus, tenang, dan memenuhi kebutuhan anak-anak dalam kelas. Kami tahu apabila ada perilaku mereka yang berubah. Kami jago dalam hal itu. Itulah hasil dari banyaknya energi dan cinta yang telah tercurahkan selama kami menunaikan tugas. 

Kepuasan lain yang saya dapatkan selama bertugas adalah orangtua merasa terbantu dengan informasi situasi anaknya di sekolah. Orangtua mendapatkan pengetahuan baru tentang perilaku anaknya yang berbeda dengan saat di rumah dan bagaimana cara menghadapinya. 

Jadi, kalau ada yang bilang guru dan pengajar sok tau. Silahkan koreksi kembali karena kami berbicara menggunakan data dan fakta yang diperoleh melalui asesmen mendalam terkait perkembangan anak-anak. 

Salam Pendidik :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun