Banyak sudah yang kuberikan. Tali, tangga, batu untuk membangun kembali apa yang sudah runtuh. Apa yang dia lakukan? Kepala batu mengikuti caranya sendiri. Kini ku sadari dia hanya asik dengan dirinya sendiri. Seperti sepatu yang hanya dipakai ketika dibutuhkan dan kembali berdebu di rak.Â
Logika ku mulai jernih. Pecahan reruntuhan ingin ku bangun kembali sendiri. Semoga malaikatku juga bisa menemui jalan yang sama. Selamat beradu dengan dirimu sendiri, Malaikatku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H