Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masih Ingat dengan Pelajaran Mulok? Begini Bentuknya Sekarang

21 Juni 2023   00:57 Diperbarui: 21 Juni 2023   01:02 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulok atau Muatan Lokal adalah salah satu mata pelajaran yang saya senangi waktu SD. Bagaimana tidak, memelajari kesenian membuat kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan sering dipamerkan dalam ajang pameran sekolah tahunan sangat seru, menyenangkan, dan memiliki nilai kenangannya sendiri. Menurut saya, muatan lokal adalah pelajaran penting yang masih perlu diimplementasikan dalam pendidikan masa kini. Tujuannya adalah sebagai pendidikan budaya Indonesia serta melatih keterampilan anak-anak bangsa mendaur ulang sampah menjadi barang baru yang bernilai guna dan ekonomis. 

Melihat perkembangan teknologi digital yang semakin canggih, beresiko terhadap terkikisnya pemahaman anak-anak bangsa terhadap budaya lokal sendiri. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan dan menjadi perhatian pendidikan. Untungnya dengan keberadaan Kurikulum Merdeka membuka luas kesempatan implementasi pelajaran muatan budaya lokal atau mulok. 

Dilansir dari situs jendela kemdikbud, diputuskan bahwa pelajaran Muatan Lokal merupakan mata pelajaran pilihan yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah provinsi. Sedangkan, pemerintah kabupaten dan kota berhak membuat sendiri kurikulum muatan lokal yang disesuaikan dengan kebergaman budaya masing-masing wilayah untuk tingkat pendidikan PAUD, sekolah dasar, dan pendidikan nonformal. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. 

Saya masih menekankan pentingnya pengajaran muatan budaya lokal kepada anak-anak sejak dini. Entah dalam lingkungan sekolah atau diluar lingkungan melalui kegiatan komunitas seni dan budaya yang ada di lingkungan. Pengajaran mulok dengan tujuan membekali pengetahuan anak tentang kearifan lokal budaya daerah asalnya sekaligus sebagai langkah awal pelestarian budaya itu sendiri. 

Implementasi Mulok dalam Kurikulum

Berdasarkan pengalaman saya, Mulok adalah pelajaran yang seru dan menyenangkan karena saya dan teman-teman pada saat itu menikmati aktivitas bermain sambil belajar. Tahap perkembangan anak SD dan PAUD yang masih aktif bergerak dan banyak tenaga bisa tersalurkan melalui pelajaran ini. Anak juga cenderung tidak merasa bosan karena mulok membantu mereka mengekspresikan imajinasi dan kreatifitasnya. 

Tujuan lain dari pengadaan Mulok pada tingkat pendidikan dasar adalah menjembatani pengetahuan dasar antara sosial, lingkungan, dan kultur. Pengalaman saya sekolah dulu, berkunjung ke desa-desa kecil di Maluku sambil memelajari mata pencaharian masyarakat disana lengkap dengan alat transportasi tradisional yang digunakan untuk berlayar di laut sangat membuka wawasan akan dunia sosial yang lebih luas. Selain itu, berkunjung ke tempat penjualan roti yang menggunakan oven batu serta meneliti cara penyulingan minyak kayu putih. Perjalanan yang menyenangkan dan menambah wawasan dunia nyata yang tidak ada dalam buku pelajaran. 

Pemerintah Provinsi Maluku adalah salah satu daerah yang memutuskan untuk tetap memberlakukan muatan lokal di seluruh jenjang pendidikan SD-SMA. Kota Ambon yang dikenal sebagai City of Music mewajibkan seni musik sebagai muatan budaya dalam mata pelajaran terkait. Tidak hanya menyanyi, namun lebih berfokus pada kemampuan bermain alat musik etnik seperti tifa dan totobuang. Selain itu, penggunaan alat musik etnik juga diturunkan ke institusi agama dimana perayaan hari keagamaan atau pelayanan di gereja telah melibatkan sekumpulan anak-anak dalam formasi grup vokal yang mampu menyanyi sambil bermain ukulele. Pemerintah Provinsi Maluku optimis menjadikan musik anak daerah mendunia di masa depan. 

Tantangan Implementasi Mulok

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Mulok adalah pelajaran yang seru dan menyenangkan. Tergantung dari bagaimana cara guru menyampaikan dan mendesain kelas melalui kegiatan belajar yang kreatif dan imajinatif. Namun, yang menjadi perhatian saat ini adalah pergeseran budaya dimana anak-anak cenderung terpengaruh oleh budaya luar khususnya budaya barat dan Kpop. Hal tersebut memengaruhi cara berpakaian, bertutur kata, pemilihan makanan, pilihan tontonan, hingga bahasa komunikasi. 

Inilah tantangan bagi guru agar lebih inovatif dan transformatif mengikuti perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada kearifan lokal. Namun, saya masih cukup optimis dengan pendidikan di desa-desa atau daerah terpencil yang belum terpapar pergeseran nilai budaya bara ekstrim dan masih menjaga serta memerhatikan kearifan lokalnya. Semoga suatu saat anak-anak kita yang masih membanggakan kearifan lokal Indonesia bisa membanggakan Indonesia di mata dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun