2. Mengidentifikasi perasaan diri sendiri dan orang lainÂ
3. Melabeli atau memberi nama perasaan tersebut misalnya senang, sedih, marah, kecewa, rasa bersalah dll
4. Mengekspresikan perasaan dengan cara yang baik. Seperti pemilihan waktu, situasi, dan diksi.Â
5. Regulasi emosi, mencakup empat poin sebelumnya. Regulasi emosi berfokus pada pengambilan keputusan sebelum menampilkan perilaku.Â
Negara apa saja yang sudah mengimplementasikan kecerdasan emosional dalam kurikulum sekolah?
Negara-negara di Eropa seperti Italia, Latvia, Lituania, Slovenia, dan Spanyol diketahui sejak beberapa tahun terakhir telah menerapkan SEL (Social Emotional Learning) dalam kurikulum sekolah. Hal ini menganjurkan para guru memiliki keterampilan sosial dan emosional. Survey tentang kesiapan belajar dengan metode SEL ditujukan pada guru sebanyak 402 orang yang diberikan perlakuan berbeda yaitu mengajari murid dengan kelompok umur berbeda. Survey dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan setelah tahun ajaran. Hasilnya adalah terdapat perkembangan positif pada murid meskipun belum konsisten.  Berdasarkan penemuan tersebut, disarankan para guru perlu mendapatkan training SEL secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan SEL-nya. Â
Berdasarkan pemaparan diatas, kesimpulan dan saran yang dapat diberikan adalah pengajaran kecerdasan emosional perlu dituangkan dalam kurikulum khusus pendidikan karakter serta perlu dikembangkan secara intens. Mengingat sudah banyak terjadi permasalahan pada generasi muda yang berperilaku meresahkan masyarakat karena kecerdasan emosinya yang kurang terlatih. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H