Mohon tunggu...
Selly L.
Selly L. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi

Seseorang yang sangat suka belajar hal-hal baru. Selain itu, sangat mencintai hal-hal yang berkaitan dengan film, novel, BlackPink, psikologi dan pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dampak Negatif Tindakan Emotional Abuse terhadap Masa Depan Anak

9 November 2022   20:37 Diperbarui: 10 November 2022   14:16 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama masa periode awal anak, perkembangan yang dialami anak akan sangat tergantung pada pola asuh yang diterapkan orang tua. Anak diibaratkan sebagai kertas putih yang bersih. Orang tualah yang menggambarkan lukisan dengan warna warni tinta kehidupan. Setiap tindakan yang diberikan orang tua pada anak di periode tersebut, menjadi suatu pondasi utama dari tumbuh kembangnya di masa mendatang, baik secara fisik maupun psikologi (Tempo, 2022).

Ketika berbicara mengenai masa periode awal, banyak ahli yang mengatakan bahwa usia 5 tahun pertama merupakan masa yang sangat penting bagi anak. Peneliti menyebutkan masa itu sebagai masa golden age. Dimana disebutkan bahwa pada masa itu, berbagai kemampuan yang ada di diri manusia berkembang sangat pesat. Seperti perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, dan sosial (Khaironi, 2018). Maka dari itu, kasih sayang dan perhatian dari orang tua sangat dibutuhkan sang anak di masa tersebut. Namun, alih-alih mendapatkan kasih sayang, beberapa anak malah mendapatkan kekerasan dari orang tuanya. 

Perlu diketahui bahwa ada 4 bentuk kekerasan yang bisa terjadi pada anak, yaitu emotional abuse (kekerasan emosional), verbal abuse (kekerasan verbal), physical abuse (kekerasan fisik), dan sexual abuse (kekerasan seksual) (Suteja & Ulum, 2019). 

Fakta membuktikan, bahwa berdasarkan laporan yang masuk ke SIMPONI PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) tahun 2021, tercatat ada 5.573 kasus kekerasan pada anak yang berusia 0-5 tahun. 

Kemudian berdasarkan hasil dari laporan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), ada tercatat 5.953 kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2021. Dari berbagai jenis kekerasan pada anak, emotional abuse termasuk ke dalam jenis kekerasan yang paling sedikit tercatat. 

Sebenarnya jenis kekerasan ini tidak sesedikit yang tercatat, namun jenis kekerasan ini sulit diidentifikasi dan hanya sedikit yang sadar. Dimana biasanya anak-anak yang berada dibawah usia 18 tahun masih dalam pengawasan orang tua. Karena itulah, orang di luar lingkungan keluarga sulit untuk mengidentifikasi apakah seorang anak mengalami kekerasan emosional atau tidak.

Apa Sih Emotional Abuse Itu?

Sumber: motherandbeyond.id
Sumber: motherandbeyond.id

Kekerasan emosional atau emotional abuse merupakan suatu tindakan, pola perilaku ataupun perkataan dari orang tua kepada anaknya, yang mana memiliki dampak negatif terhadap perkembangan emosional sang anak. Bentuk kekerasan emosional ini antara lain seperti:

  • Menghina ataupun memberi label negatif pada anak

  • Penolakkan keras tanpa alasan,

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Parenting Selengkapnya
    Lihat Parenting Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun