Mohon tunggu...
Selly Hamdi
Selly Hamdi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer Interior

-

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tarakan Hadirkan Arsitektur Suku Adat Tidung

13 Desember 2019   00:46 Diperbarui: 13 Desember 2019   00:55 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Tarakan merupakan salah satu kota yang berupa pulau dari Kalimantan yang berprovinsi di Kalimatan Utara. Tarakan sendiri dikenal sebagai kota terbesar dari provinsi itu sendiri. Kota ini juga dikenal dengan sebutan Kota BAIS (Bersih, Aman, Indah Sehat dan Sejahtera).

Singkatnya, nama Tarakan terbentuk dari bahasa Suku Tidung yang "Tarak" berartikan bertemu dan "Ngakan" yaitu makan. Hal ini dikarenakan pulau ini sering digunakan sebagai persinggahan para nelayan untuk istirahat makan atau melakukan kegiatan barter dari hasil tangkapan laut mereka.

Suku Tidung sendiri dikenal sebagai bagian dari salah satu suku Dayak yang merupakan suku asli dari penduduk Kalimantan. Namun yang berbeda dari suku ini sendiri adalah suku Dayak rumpun Murut (Suku Dayak Sabah) ini sudah bercampur dengan kepercayaan Muslim dan membentuk kerjaan Islam. Hal ini membuat suku ini dikenal dengan suku yang beradatkan Melayu.

Kerajaan Tidung sendiri sudah tidak ada lagi bersamaan dengan masa kejayaannya yang sudah luntur namun Tarakan menghadirkan kembali sosok kerjaan itu lagi. Hal ini ditunjukkan dari berdirinya replika dari kerajaan Tidung sendiri untuk mengenang masa-masa kerajaan Tidung. Bangunan ini dibangun menggunakan Kayu Ulin yang merupakan kayu kuat yang umum digunakan oleh orang-orang Kalimantan.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Rumah Adat Baloy Tidung ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur pada tanggal 4 Agustus 2006 dimana saat itu Tarakan masih merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Timur.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Tidak hanya replika dari bangunan Arsitekturnya saja, melainkan interiornya juga disajikan dengan keadaan seperti kerajaannya dahulu. Pada interior Rumah Adat Baloy Tidung ini diciptakan dengan menghadirkan kembali singgasana bagi Raja Suku Tidung. 

Singgasana ini dipercayai selalu diisi oleh Raja dari kerajaan Tidung terdahulu dengan ditemani oleh pengawal-pengawalnya. Tidak lupa pada bagian singgasana diberi beberapa guci tua untuk mendukung interior tersebut.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Tidak hanya itu, saat memasuki ruangan ini kita akan disuguhkan berbagai macam barang peninggalan atau koleksi yang mewakili dari Suku Tidung itu sendiri. Dimulai dari alat perang, cambuk, alat musik khas Suku Tidung. 

Alat perang yang biasanya digunakan oleh Suku Dayak dikenal sebagai Mandau. Senjata ini dikenal dengan kesaktiannya dalam perang dan ditakuti oleh masyarakat-masyarakat.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Suku adat Tidung ini sendiri ini memiliki alat musik khas. Dimana terdapat Gong dengan pahatan naga di atasnya dan gambus yang disajikan di Rumah Adat Baloy Tidung ini.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun