Larut dalam obrolan, Jeje berbagi kisah sekaligus pandangannya pada pria yang ingin menyalami profesi keperempuanan. Jeje sempat menuturkan bahwa semua profesi telah lama dikonstruksi oleh gender. Hal itu mempersempit kebebasan dan kesetaraan gender untuk memilih apa yang mereka mau.Â
Sering kali keahlian tertentu justru dibebankan hanya pada satu gender, misalnya makeup artist (MUA). Mengkotak-kotakan profesi dengan gender akan berpotensi untuk mempersempit ruang kreativitas, baik bagi wanita maupun laki-laki.Â
Jeje menilai laki-laki yang bekerja di dunia kecantikan tidak salah. Pasalnya selain makeup artist, di luar sana masih banyak profesi yang seharusnya diperankan oleh perempuan, tetapi masih dapat diperankan oleh laki-laki juga. Begitupun sebaliknya.
"Menurutku, laki-laki tidak dibatasi untuk mengeksplor keahliannya termasuk di dunia kecantikan karena aku pribadi cukup senang dengan berbagai kesenian, khususnya di bidang kecantikan atau makeup," imbuhnya.
Jeje justru merespons santai ujaran-ujaran berkonotasi maskulinitas beracun yang ditujukan padanya. Tiada profesi yang tidak memiliki risiko. Berekspresi melalui makeup menjadi adrenalin yang membuat hidupnya jauh lebih berwarna di tengah hujan cercaan "lelaki feminin".
"Laki-laki berdandan pasti banyak yang menghujat dan gak suka, tapi itu risiko yang harus aku ambil karena aku seneng di-makeup. So, buat laki-laki di luar sana gak usah minder apalagi takut karena kita hidup bukan dari omongan mereka. Jadi, gak usah takut dan harus percaya diri," tutur pria berkulit sawo matang tersebut seraya terkekeh kecil.
---
Makeup dan Skincare dapat Menaikkan Tingkat Percaya Diri
 Awal mula Alfin mengenal skincare dan makeup saat ia sudah menduduki bangku SMA. Alfin mulai mencari skincare yang cocok dengan kulitnya, dimulai dari masker hingga krim wajah. Ia mengatakan tujuannya menggunakan skincare karena ingin terlihat rapih dan bersih. Â
Alfin merasa tidak ada kesulitan dalam mencari brand yang pas dengannya. Ia menggunakan skincare khusus perempuan. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman, saat ini ia mengaku sudah mengganti skincare-nya dengan brand khusus laki-laki.Â
"Dulu saya pakai brand perempuan karena dianggap lebih cepat dan lebih ada perubahan setelah memakai skincare brand khusus perempuan, akan tetapi setelah sekarang ada brand yang khusus laki laki yang cocok dengan muka saya, saya memilih mencoba brand khusus cowok, dan hasilnya juga gak kalah bagus" ujarnya.Â
Setelah menggunakan skincare  dan makeup Alfin mengaku lebih percaya diri dibandingkan sebelumnya, "Sebelum saya memakai skincare, saya sendiri kurang percaya diri. Tujuan saya menggunakan skincare juga karena lingkungan sekitar agar bisa setara dengan yang lain. Biasanya kita yang kotor jarang banget disukai oleh teman yang lain. Oleh karena itu, saya ingin mengubah diri saya menjadi bersih, wangi, dan enak dipandang dengan memakai skincare yang saya pilih".