Mohon tunggu...
Sellovina Sinaga
Sellovina Sinaga Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Theologia

Saya sellovina, seseorang yang akan banyak menulis tentang apa yang telah dialami dan dirasakan selama proses bertumbuh di dalam Tuhan hingga menghasilkan buah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan Mazmur 1:1-6

30 Mei 2024   08:47 Diperbarui: 30 Mei 2024   08:49 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mazmur 1:1-6

Thema: Kebahagiaan Orang Benar

Berbicara mengenai "kebahagian" adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Atau adakah diantara kita yang tidak ingin dirinya bahagia? Adakah diantara kita yang tidak ingin melihat anak2 kita bahagia? 

 Ada beberapa pendapat orang mengenai suatu kebahagiaan.  Suatu hari ada seorang laki-laki miskin mengatakan bahwa punya uang membuatnya bahagia. Orang buta berkata "memiliki mata bisa melihat cahaya dapat membuatnya bahagia. Pengemis berkata "perut kenyang membuatnya bahagia". Lalu seorang Pelayan Tuhan atau hamba Tuhan berkata "menjadi hamba-Mu dan melayani-MU adalah kebahagiaan ku". Dan Gebetanmu berkata "memilikimu adalah suatu kebahagian terbesar bagiku". Tetapi setelah memilikimu, apakah dia masih bahagia?  

Kita akan mengupas 1 pasal Firman Tuhan dari Kitab Mazmur mengenai "Kebagiaan Orang benar". Sebelumnya kita harus mengerti apa maksud kata "Kebahagiaan".  "Kebahagiaan Adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin).  Kata bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).

Pada thema kita di minggu Exaudi ini dikatakan "Kebahagiaan orang benar:" Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa orang benar dikatakan berbahagia? Apakah karena dia adalah orang baik? Atau karena ia telah melakukan hal-hal yang benar selama hidupnya? Atau jangan2 karena dia adalah orang yang punya banyak uang? Atau apa? Inilah yang akan kita bahas pada saat ini.

 Saya akan membagikannya menjadi beberapa poin penting.

  • Kebahagiaan Orang Benar (1-3)

Sebagaimana Firman Tuhan berkata (Baca ay 1). Pemazmur dalam hal ini Daud, memulai mazmurnya dengan kata "berbahagialah" . dalam bahasa aslinya yakni ibrani  "asher", makna kata ini bukan hanya sekedar berbahagia tetapi lebih dari  itu, yaitu "diberkatilah. Dalam artian "Diberkatilah orang yang benar".

Siapa yang dimaksud orang benar? Orang benar ialah orang yang tidak berjalan menurut ajakan orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa dan yang tidak duduk di kumpulan pencemooh.

Kebahagiaan Orang benar:

  • Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut ajakan orang Fasik= (B/I/S/i, Orang Fasik artinya mereka yang berdosa tetapi tidak mengakui dosanya. Orang fasik ini adalah orang yang tau Firman Tuhan tetapi tidak mau melakukannya.  Orang Fasik ini adalah orang yang membuang rasa takut akan Allah dan hidup dengan sesuka hatinya.
  • Berbahagialah orang yang tidak berdiri di jalan orang berdosa. 
  • Orang berdosa ialah orang-orang yang mengesampingkan agama, mereka yang terang-terangan memberontak melawan Allah dan sengaja melakukan dosa dan bahkan menikmati dosa tersebut.
  • Berbahagialah orang yang tidak duduk di kumpulan pencemooh.
  • Pencemooh adalah orang yang terang-terangan mencemooh atau meninsta atau mengolok-olok agama.

Pemazmur mengingatkan supaya kita jangan berjalan menurut ajakan orang fasik, tidak berdiri, dan tidak duduk. Pertama "diajak, berdiri, dan duduk Berarti terlibat. Janganlah kita mau terlibat dengan orang-orang yang akan membuat kita jauh dari sumber kebahagiaan. B/I, mungkin dalam kehidupan ini, jika ada tetangga kita, atau siapapun yang ingin mengajak kita untuk "melakukan dosa, duduk berkumpul membicarakan keburukan saudara/i kita dibelakang" Mari kita hindari.

Lalu Yang menjadi pertanyaa, bagaimanakah cara kita untuk dapat hidup benar supaya bahagia? Sebagaimana Firman Tuhan menerangkan Yaitu (Baca ayat 2). Membaca dan merenungkan Taurat Tuhan menjadi hal yang sangat penting untuk kita lakukan. Bagian ini berbicara tentang relasi kita dengan Tuhan.

Apakah membaca Firman Tuhan cukup 1x, 2x? Sekali-kali Tidak! Melainkan terus-menerus, merenungkan Taurat itu siang dan malam. Karena Firman yang hidup menolong kita, mengerti apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Dan orang yang hidup di dalam Tuhan atau berelasi dengan Tuhan, "Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air", bisa kita lihat dalam ayat 3. Apa arti dari kalimat tersebut? artinya ia hidup tidak berkekurangan, Ia dipuaskan sekalipun datang kekeringan. "Yang menghasilkan buah pada musimnya, dan tidak layu daunnya, apa saja yang dilakukannya berhasil". Itu artinya apa? Karena mereka hidup di sumber kehidupan, yaitu Tuhan pencipta yang berkuasa atas segala sesuatu, berkuasa atas langit dan bumi dan segala isinya, bukan hanya itu tetapi juga berkuasa untuk memberikan hidup kekal. 

Itu artinya kebahagiaan orang benar adalah hidup melakukan apa yang Tuhan kehendaki.

  • Kebahagiaan orang Fasik

Sebagaimana di jelaskan di atas Orang Fasik adalah mereka yang berdosa tetapi tidak mengakui dosanya. Orang fasik ini adalah orang yang tau Firman Tuhan tetapi tidak mau melakukannya.  Orang Fasik ini adalah orang yang membuang rasa takut akan Allah dan hidup dengan sesuka hatinya. Maka pemazmur mengatakan dalam ayat 4 ",mereka seperti sekam yang ditiupkan angin". 

Apa artinya orang fasik seperti sekam yang ditiupkan angin? Artinya adalah  mereka seperti debu yang disapu. Ketika disapu, debunya akan berterbangan dan hilang, sehingga tidak ada gunanya, tidak berharga sama sekali. Artinya apa yang mereka capai, apa yang mereka banggakan sehingga mengira tidak perlu Tuhan, pada waktunya akan hilang atau bersifat fana. Maka Demikianlah orang Fasik tidak berharga sama sekali dalam pandangan Allah, meskipun mereka tau Firman Tuhan dan sangat menghargai diri mereka sendiri.

Namun ada kelemahan dari orang Fasik. Di katakan dalam ayat 5 (Baca).

Apa maksd dari orang Fasik tidak akan tahan dalam penghakiman? Penghakiman yang dimaksud adalah, waktu dimana Tuhan menuntut pertanggung jawaban dari setiap orang, termasuk orang Fasik.  Kita semua akan berdiri di hadapan Allah (Seperti dalam Pengakuan iman kita dikatakan "Dia akan datang  kelak untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati").

Maka ketika sudah tiba waktunya, dan tiba masa penghakiman maka orang fasik akan mendapati dan didapati Allah bahwa dirinya bersalah sehingga menunduk dengan rasa malu.

Mengapa pemazmur mengatakan bahwa orang fasik tidak akan tahan dalam oenghakiman? Maka jelas dikatakan dalam ayat 6 "Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan". Artinya Tuhan mengenal setiap jalan manusia. Karena Allah sendiri yang menciptakan manusia.

Aplikasi:  dimana posisi kita saat ini? Apakah kita masih berjalan di jalan orang fasik atau di jalan orang benar? Melalui Firman Tuhan ini, kita diingatkan seharusnya kita hidup dijalan yang benar, sehingga kita bahagia. Caranya bagaimana? Sederhananya mari kita merenungkan Firman Tuhan dan melakukannya.

Seperti sebuah lirik lagu mengatakan "Ku renungkan Firman-Mu siang dan malam, ku pegang Printah-Mu dan kulakukan, artinya bukan hanya direnungkan, bukan hanya dipegang dan bukan hanya disimpan tetapi harus melakukannya seturut kehendak Tuhan, sehingga ketika tiba waktu penghakiman kita beroleh keselamatan dan kebahagian dalam Tuhan. 

Kiranya melalui perenungan Firman Tuhan kita semakin rindu untuk membaca, merenungkan Firman Tuhan untuk dapat berkomunikasi dengan-Nya. Dengan demikian kita akan senantiasa diberikan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun