Mohon tunggu...
Sellovina Sinaga
Sellovina Sinaga Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Theologia

Saya sellovina, seseorang yang akan banyak menulis tentang apa yang telah dialami dan dirasakan selama proses bertumbuh di dalam Tuhan hingga menghasilkan buah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tak Akan Ku Ulangi Lagi

7 November 2023   12:21 Diperbarui: 7 November 2023   12:38 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 16 october 2023, saya sebagai calon hamba Tuhan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas kepada orang yang saya kasihi, kakak senior saya. Semua itu saya lakukan dengan emosi yang diluar akal pikiran saya. Setelah berantam cukup hebat saya menangiss sebelum pergi pelayanan, saya menangis mencari seseorang yang dapat saya peluk, yang dapat merangkul saya, dan saya pergi ke ruang dosen dan di dalam ruangan tersebut ada sosok seorang bapa rohani yang bisa saya peluk, kami sering memangginya dengan sebutan Paphi. Saya datang keruangannya, saya masuk, dan saya menangiss, menangis sejadi-jadinya. Saya memeluknya, semua kemarahan saya keluarkan, saya lelah, capek, saya mengatakan "pak kenapa kita selalu bernyanyi sebagai saudara seiman di dalam tubuh Kristus menyerahkan seluruh hidupnya, berbagi kasih bersama, kadang tawa kadang tangis, suka duka bersama, yang kuat menanggung yang lemah", tapi nyatanya semua omong kosong, sambil nangis aku berkata 'pak capek pak'. (Hening sesat, hanya ada suara tangisan dalam pelukan). Lalu Paphi mulai berbicara, Udah C...? Gpp keluarin aja dulu semua, puasin semua yang ada di dalam hatimu, bapak tunggu sampai kamu tenang'. Beberapa menit kemudian saya menjawab "sudah pak, sudah capek aku, kecewa aku, padahal aku mau pelayanan tapi mataku bengkak pak dan aku lagi tidak baik-baik saya lalu bagaimana aku nanti ketika bertemu dengan orang-orang yang akan ku jumpai (Jemaat),  capek aku pak, kalau bisa ga pelayanan ga pergi aku pak, tapi ga bisa. Lalu bapak bercerita ada banyak seorang pendeta yang sedang berantam hebat dengan istrinya karena suatu kasus, lalu pendeta tersebut pergi ke luar untuk menenangkan diri, mengambil waktu sendiri. Akan tetapi, pada saat di luar ia bertemu dengan jemaatnya, dan jemaatnya menyapa dan bertanya "Syalom pak pendeta, bagaimana kabarnya?" spontan pendeta menjawab dengan wajah tersenyum gembira "Syalom saudara, kabar saya baik".  Pendeta tersebut bisa mengatakan ia baik padahal ia sedang tidak baik-baik saya, padahal ia habis bertengar hebat dengan istri yang ia cintai. Disitu saya menangkap bahwa sebagai hamba Tuhan, pendeta tersebut bisa terlihat baik-baik bukan karena ia berbohong tetapi ia menutupinya dan beriman, percaya kepada Allah bahwa masalah yang sedang ia alami akan dapat terselesaikan ketika Tuhan bersama-sama dengannya, pendeta tersebut percaya Tuhan akan menolongnya dalam menyelesaikan semua permasalahan, konflik yang terjadi dengan istrinya. 

Pada saat itu saya tersadar, tangis saya pun mulai mereda, dan saya berkata pak saya menyesal, saya menyesal telah mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas kepada kakak itu, aku tahu dia salah tapi karena amarah saya berkuasa atas diri saya, saya menyesal pak. Mulai sejak itu saya berkomitmen, saya berbicara di depan kaca dan menatap,menunjuk diri saya sendiri dan berkata, "KAU SALAH, JANGAN PERNAH KAU ULANGI KESALAHAN ITU LAGI, lalu saya berdoa 'Tuhan saya mohon ampun, saya telah bersalah, saya melukai hatimu, saya melukai hati kakak senior saya, ampuni aku Tuhan, maaf, maaf Bapa, tolong aku untuk tidak mengulagi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, Amin".

Sampai pada hari ini saya berdoa supaya Roh Kudus Allah yang berdiam di dalam diri saya menolong saya dalam mengendali diri saya. 

Sekian cerita hari ini, Happy Birthday untuk Paphii, We love u sir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun