Mohon tunggu...
Sellovina Sinaga
Sellovina Sinaga Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Theologia

Saya sellovina, seseorang yang akan banyak menulis tentang apa yang telah dialami dan dirasakan selama proses bertumbuh di dalam Tuhan hingga menghasilkan buah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangkauan dan Penyebaran Dosa

28 September 2023   09:39 Diperbarui: 28 September 2023   11:34 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangkauan dan Penyebaran Dosa

Dosa merupakan hal yang sangat mudah tersebar dan sangat banyak penggemar pelaku orang yang berbuat dosa

Dosa merupakan hal yang sangat mudah tersebar dan sangat banyak penggemar pelaku orang yang berbuat dosa. Tanpa di ajarkan, seseorang dapat berbuat dosa. Mengepa demikian?? Karena setiap orang memiliki keinginan, hasratnya sendiri.  Dalam Surat Yakobus 1:15 jelas dikatakan bahwa "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut". Ayat ini menegaskan bahwa dosa memiliki potensi untuk berkembang dan meluas, membawa konsekuensi negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dan orang lain di sekitarnya.

Berbicara mengenai jangkauan dosa, Apakah dosa menjangkau anak-anak yang baru lahir? 

Beberapa agama tidak peduli soal dosa, Karena tidak memiliki konsep tentang dosa yang jelas. Pandangan agama tertentu melihat manusia terlahir Bagai selembar kertas putih. Artinya, semua bayi memiliki status netral terhadap dosa pada hari-hari pertama hidupnya.

Namun, jika memang demikian, mengapa balita bisa melakukan sesuatu yang jahat meski orang tuanya tidak pernah mengajarkan demikian? Inilah yang akan kita bahas pada saat in

Kejatuhan manusia disebabkan oleh pencobaan dari si ular yang menaburkan dalam pikiran manusia benih-benih ketidaktaatan dan ketidakpercayaan. Walaupun jelas maksud si penggoda untuk menjadikan Adam si kepala perjanjian jatuh dalam dosa, tetapi si penggoda mengarah kepada Hawa karena: Hawa bukanlah kepala perjanjian itu maka tidak memiliki rasa tanggung jawab yang sama; ia tidak menerima perintah dari Tuhan secara langsung, tetapi tidak secara langsung dan karena itu bisa merasa lebih ragu-ragu; dan mungkin ia bisa menjadi pelaku yang lebih efektif untuk mencapai hati Adam. Alur pemikiran si penggoda ini jelas. Pertama-tama, ia menebarkan benih keragu-raguan dengan cara mempertanyakan maksud baik Allah dan mengatakan bahwa perintah-Nya membatasi kebebasan dan hak manusia.

Ketika ular memperhatikan jawaban Hawa bahwa benih itu telah berakar, iblis menambahkan benih ketidakpercayaan dan kesombongan, dan menyangkal bahwa pelanggaran akan mengakibatkan kematian dan kemudian mengatakan bahwa perintah itu diberikan karena Allah mementingkan diri sendiri dan ingin agar manusia selalu berada di bawah-Nya. Iblis menekankan bahwa dengan cara makan buah pohon itu manusia akan menjadi seperti Allah. Pengharapan-pengharapan yang sedemikian tinggi menjadikan Hawa terpengaruh dan ia terus memandang kepada buah pohon itu, dan makin ia memandang semakin indah tampaknya buah itu baginya. Akhirnya Hawa mengambil dan memakan buah itu dan memberikannya kepada suaminya, lalu dimakannya juga.

 Dosa dalam bahasa Latin yaitu Hamartia yang artinya Tidak tepat sasaran. Arti dari tidak tepat sasaran yaitu tidak sesuai atau melenceng dari perintah atau kehendak Allah.

Manusia yang diberi kehendak bebas memiliki peluang untuk jatuh kedalam dosa.

Pdt. Yakub susabda mengatakan bahwa ada 3 jenis dosa

  1. Dosa Asali (Dosa keturunan). Seorang anak yang baru lahir, langsung memiliki dosa karena ia merupakan keturunan manusia yang berdosa. Manusia merupakan keturunan dari Adam dan Hawa yang telah melanggar perintah Allah. Anak kecil dapat melakukan dosa tanpa diajarkan oleh orang tua nya. Karena dosa sudah kian melekat atau ada sejak ia dalam kandungan/dosa asali.
  2. Dosa Aktuali (Dosa aktif yang terus-menerus kita lakukan). Ketika dosa telah terjadi maka manusia akan aktif dan terus-menerus berbuat dosa. Mengulangi dosa yang sama berulang kali, mencoba hal-hal yang bersifat mencintai dunia setiap hari.
  3. Dosa Invitable (Dosa yang tak terhindarkan).

Penyebaran Dosa

dosa tidak berasal dari Allah. Dosa tidak ada dalam rancangan Tuhan, tidak ada dari kekekalan, Allah itu Kudus, Allah itu benar. Dosa itu bukan entitas (sesuatu yang terlihat jelas diciptakan). Dosa bukanlah tumbuhan, dosa bukanlah manusia tetapi manusia itu berdosa ataupun dosa bukanlah malaikat.

Penyebaran dosa adalah konsep yang menggambarkan bagaimana perbuatan dosa seseorang dapat memengaruhi orang lain atau masyarakat secara lebih luas. Ketika seseorang melakukan dosa, tindakan tersebut dapat berdampak negatif pada orang lain dalam bentuk berbagai cara, seperti merusak hubungan, menciptakan ketidakharmonisan, atau menghasilkan lingkungan yang tidak sehat secara moral.

Dalam banyak agama, ajaran moral dan etika menggarisbawahi pentingnya menghindari dosa untuk menjaga kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Konsep jangkauan dan penyebaran dosa digunakan untuk mendorong individu untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan mempertimbangkan dampaknya tidak hanya pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada orang lain di sekitar mereka.

Salah satu ayat Alkitab yang mendukung konsep ini dapat ditemukan dalam Surat Roma 5:12, yang menyatakan, "Sebab itu sama seperti dosa masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu maut, demikian juga kematian itu menimpa semua orang, oleh karena semua orang telah berbuat dosa." Ayat ini mengajarkan bahwa dosa pertama yang dilakukan oleh Adam dan Hawa mempengaruhi seluruh umat manusia, menyebabkan kematian dan pemisahan dari Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun