Dibalik nama jembatan ini ada sebuah ceerita yang menarik,yang dimana mengapa samapi diberi dengan nama jembatan Merah-Putih? Padahal, nama aslinya adalah Galala-Poka. Ini adalah dua desa yang dihubungkan oleh sebuah jembatan, namun nyatanya dua desa yang dilewati jembatan tersebut adalah Desa Galala dan Desa Rumah tiga, dan Poka tidak boleh dilewatkan. Namun warga Desa Rumadiga yang wilayahnya juga dilintasi jembatan tersebut.Â
Jembatan Merah Putih, keberatan dengan nama ini. Pasalnya, warga Desa Rumah Tiga merasa tidak masuk dalam nama jembatan tersebut. Menanggapi penolakan tersebut, Kementerian PUPR selanjutnya mengadakan pertemuan untuk mencari solusi penamaan jembatan tersebut. Hasil pertemuan tersebut akhirnya diberi nama Jembatan Merah Putih karena Maluku merupakan salah satu dari delapan provinsi pertama yang berdiri di Indonesia sejak kemerdekaan. Keberadaan jembatan ini membawa banyak manfaat, seperti mempersingkat waktu tempuh bandar udara Pattimura menuju pusat kota Ambon dari 60 menit menjadi 20 menit.
4.Wisata Morea desa Waai
Sekilas, Morea nampak semacam belut listrik yang hidup di air asin, tetapi sesungguhnya hewan tersebut berasal dari sungai air tawar yang tercipta dari mata air Waiselaka. Badannya panjang serta bundar, panjang 2- 2, 5 m serta diameter 15- 20 sentimeter. Segala permukaan kulitnya licin serta sedikit berdahak, tetapi Moria tidaklah hewan ganas yang kasar terhadap manusia.Moorea di sumber mata air Waiselaka sangat jinak serta menguasai kehidupan manusia. Mereka biasa melalui di antara masyarakat Desa Waai yang lagi cuci baju ataupun mandi di Sungai Waiselaka. Desa Waai berjarak dekat 30 km dari pusat kota Ambon.
Diperlukan waktu dekat 60 menit buat menggapai tempat ini dengan becak otomatis. Penduduk desa Waai sangat ramah serta terbiasa dengan turis yang tiba mendatangi sungai mereka ialah Sungai Morea. Umumnya tidak terdapat harga spesial untuk turis yang berkunjung.Morea di desa ini tinggal di sebuah kolam indah yang dikelilingi pepohonan rindang bernama Wae Saraka.Air di kolam ini  sangat jernih sehingga pengunjung dapat melihat dengan jelas dasar kolam bahkan ada hewan-hewan lain  yang Selain Morea,
5.Pantai Pintu Kota
Â
Pantai Pintu Kota merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat anda berlibur atau berwisata ke Maluku
Pantai ini berjarak kurang lebih 20 km dari kota Ambon.Pantai  di Desa Ratuharat ini terkenal dengan tebing-tebingnya yang bertahun-tahun terkikis ombak sehingga menimbulkan lubang dan terowongan pada tebing tersebut.
Pantai ini menyuguhkan panorama indah dengan lubang-lubang karang besar yang mengelilingi karang.Â
Karena keindahannya, pantai ini sering dijadikan lokasi foto pernikahan. Untuk mencapai pantai ini harus menuruni anak tangga yang cukup curam, namun tidak terlalu panjang. Birunya perairan, hijaunya pepohonan, dan hamparan karang yang indah tentu menjadi perpaduan pemandangan menakjubkan yang memukau setiap orang yang melihatnya. Namun, Anda hanya bisa menemukan jalan beraspal menuju batas desa. Sisa perjalanan akan membawa Anda berjalan kaki melalui jalan berbatu. Pantai Pintu Kota Ambon mempunyai ciri khas pantai berbatu dengan jumlah pasir yang sedikit. Selain itu, terdapat beberapa tanjakan yang terjal, licin dan curam untuk dilintasi sehingga perlu memakai sepatu yang sesuai untuk menghindari kecelakaan.
Cara Menuju ke Ambon
Perjalanan menuju  Kota Ambon dapat dilakukan melalui jalur laut dan udara. Soal jalur laut, Ambon mempunyai pelabuhan bernama Pelabuhan Yos Sudarso, Jl Yos Sudarso, Kel Honipopu, Sirimau, Kota Ambon. Pelabuhan ini menawarkan perjalanan antar pulau antara lain Jakarta, Surabaya, Makassar, Kupang, dan Jayapura
Untuk angkutan udara, kini memiliki rute  menuju Bandara Internasional Pattimura Ambon dari beberapa kota besar di Indonesia antara lain Medan, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H